==========
Don’t Plagiarism!!!!
Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!
==========Hola, People!
Indri bergelung di ranjangnya, waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang dan suara dering ponsel yang sejak tadi berdering tak mampu membuat Indri bergerak dari tempat tidur. Pikiran Indri terus-terusan mengingat kejadian kemarin, setelah dari Mahendra hotel Dipta langsung mengantarnya pulang tanpa mengatakan barang satu hal pun pada Indri, bahkan setelah Indri turun dari mobil Dipta, pria itu langsung tancap gas. Meski sebenarnya yang mengganggu Indri adalah alasan dari kejadian itu adalah seseorang bernama Dilla.
Indri merasa terganggu dengan satu asumsi yang muncul di kepalanya saat ini. Mungkin Dipta merasa terganggu dengan upaya pendekatan nya bukan karena pria itu membenci Indri tapi karena di hati Dipta sudah ada pemiliknya. Asumsi itu lebih mengerikan bagi Indri dibanding harus berusaha mati-matian menaklukkan Dipta, karena bagi Indri seseorang yang hatinya sudah punya pemilik tak bisa Indri upayakan lagi, lebih lagi melihat pengaruh nama Dilla kemarin pada Dipta menunjukkan jika perempuan itu punya arti penting bagi Dipta.
Indri ingin mengumpati dirinya, segala pemikiran dikepalanya membawanya pada pemikiran haruskah menyerah pada Dipta atau terobos saja peduli setan dengan manusia bernama Dilla itu. Sibuk berkutat dengan otaknya sendiri, Indri terlonjak kaget saat bunyi bel dan gedoran pintu yang terlalu keras. Indri bergegas ke luar kamar, mendengar gedoran pintu yang lebih terdengar seperti upaya mendobrak pintu apartemennya membuat Indri segera membuka pintu.
Serombongan manusia langsung menyongsongnya, Arissya dengan mata yang memerah bersama suaminya dan Aleya juga Ringga yang langsung berhambur memeluk Indri. Bahkan Rano dan Anggita juga datang, dan satu orang yang terlihat dengan sisa-sisa khawatir di wajahnya, seseorang yang menjadi alasan Indri berhibernasi dan bak hilang dari peradaban.
"Ini semuanya pada ngapain disini?" Indri tahu, ucapan santainya membuat semua orang berdecak kesal.
Tak tahu harus bersikap bagaimana, Indri hanya terkekeh sebelum mempersilahkan semua tamunya masuk.
"Lu tuh yah, gue kira lu kenapa-napa Ri. Nih gara-gara lu, semua orang gue panggilin kesini" Rayhan berusaha menenangkan Arissya yang terlihat kesal.
"Gue udah nebak, pasti kerjaan lu nih. Gue gak apa-apa lagi, cuman emang gue gak pegang handphone dari semalam"
"Tuhkan, makanya Sya ada apa-apa tuh di cek dulu deh" Rano terdengar kesal meski memutar bola mata setelahnya karena Rayhan yang menatapnya tajam.
Indri merasa tak enak hati, beruntung Aleya dan Ringga memilih ke dapur. Mereka tahu saja jika Indri belum makan sejak semalam dan memutuskan memasak untuk Indri alih-alih menginterogasi seperti yang di lakukan dua pasangan dan seseorang yang sejak tadi Indri berusaha hindari tatapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I Will. (Lengkap)
ChickLit#Mahendra Series mereka dipertemukan atas sebuah alasan dan Indri rasanya ingin mengutuk Tuhan saat tahu alasan kenapa Tuhan membawa Dipta ke dalam hidupnya. Indri kembali terluka bahkan dengan alasan yang sama, mungkin Tuhan sebenci itu padanya ia...