12 || Brutal!!! [I]

54 21 9
                                    

PERINGATAN!!!
Episode ini mengandung unsur kekerasan dan adegan mengerikan yang dapat menimbulkan trauma. Bagi kalian pembaca di bawah umur, atau pembaca yang kurang nyaman dengan konten tersebut. Tidak dianjurkan membacanya. Mohon kebijakan para pembaca untuk menikmati novel ini.
Terima kasih🙏🧀
.
.
.
.
.

Setelah Jihoon mendapati pesan aneh di pintu putihnya, ia langsung memotretnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Jihoon mendapati pesan aneh di pintu putihnya, ia langsung memotretnya. Kemudian ia langsung mengambil kain lap dan air untuk membersihkan coretannya. Dengan wajah kesalnya, ia masih termenung memikirkan apa tujuan si pria tadi membuat coretan di pintu rumahnya.

Apa mungkin si pria tadi komplotan dari anak berandalan itu? Wajahnya juga nggak terlihat jelas karena masker. Thomas dan Chelsea sudah dapat pesan teror. Mungkin ini gilirannya aku. Tapi apa yaa tujuan mereka begini? Bikin pusing aja. Desus Jihoon.

"Lohh??" Seru seorang wanita yang berdiri tujuh meter dari Jihoon. Wanita itu berjalan menghampiri Jihoon.

"Jihoon ngapain tiba-tiba bersihkan pintu?? Bukannya ganti baju dulu habis pulang sekolah, terus cuci kaki dan tangan," datang mama Jihoon dari lantai atas yang hendak menuju dapur di lantai bawah.

"Ahh, gak apa-apa kok maa, tadi Jihoon buka pintunya pake kaki, jadi pintunya kotor kena sepatu, hehehe...," jawab Jihoon berbohong dengan wajah yang meyakinkan.

"Aneh-aneh aja deh kamu. Udah sana ganti baju, biar mama yang bereskan," seru mama Jihoon mengambil kain lapnya.

"Baik maa," balasnya pergi.

"Jihoon bentar!!" Dua kata itu menghentikan langkah Jihoon.

Jihoon menoleh kebelakang. "Iya maa?"

"Ini kok nodanya merah begini?" Tanya si mama bingung. "Kayak bekas spidol gitu?"

Noda merah yang berubah menjadi pink itu terlihat jelas di pintu putihnya.

"Ehhmm... Aduh ma. Jihoon juga nggak tau," Jihoon memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

Ia gugup.

"Itu tadi pas Jihoon datang pintunya udah ada merah-merah gitu. Mungkin aja bocil-bocil komplek kali maa, coret-coret," lagi-lagi Jihoon berbohong untuk meyakinkan mamanya.

"Masa iya sih anak-anak komplek yang coret-coret?" Tanya si mama heran.

"Mana Jihoon tau. Orang Jihoon baru datang," balasnya.

"Terus tadi kenapa kamu bohong?" Tanya mama menatap tajam Jihoon. "Bilang ke mama kalo buka pintunya pake kaki."

"Hehehe..." Jihoon terkekeh. "Nggak papa kok mama."

The Terror Of The Deadly Stalker [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang