16 || Seperti Tidak Asing [II]

36 17 8
                                    

Target sudah ditemukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Target sudah ditemukan.

Setelah puas berkeliling menunggu jam tayang, mereka berenam kembali menuju Cinema XXI dan menunggu panggilan operator theater. Ketika hendak berjalan santai melewati lorong-lorong sambil melihat poster-poster film, tiba-tiba...

"Eh tunggu bentar," panggil Vino pada temannya. "Nah masing-masing satu," Vino memberikan popcorn varian Sweet Glaze ukuran medium dan segelas Coca-Cola kepada mereka.

"Loh apaan nih?" Tanya Thomas heran.

"Ya makananlah, dongo. Gitu aja pake nanya wkwkwk," balas Jihoon tertawa.

"Santai dong nyet," cetus Thomas kesal.

"Kan kemaren aku sama Vino dah janji traktir kalian," tukas Vina. "Ntar kita makan lagi, biar aku sama Vino yang traktir," lanjutnya mengedipkan mata kanannya.

"Jangan ahh," seru Zhishu. "Ntar malah ngerepotin."

"Ya elahh, santai dong," sahut Vino.

"Makasih banyak yaa, papa Vino dan mama Vina," seru Chelsea dengan mata genitnya.

Pintu theater dua telah dibuka. Para penonton yang telah memiliki karcis, dipersilahkan memasuki ruangan theater. Mohon perhatian anda, pintu theater dua telah dibuka. Para penonton yang telah memiliki karcis, dipersilahkan untuk memasuki ruangan theater. Terdengar bunyi operator theater.

"Ayo ketheater dua, bentar lagi mulai," ajak Jihoon melangkahkan kakinya.

Mereka dengan segera berjalan menuju theater dua dan menonton film hingga film itu usai.

🎥🎥🎥

"Gila sih film tadi seru parah," pekik Chelsea kagum.

"Iyaa," balas Zhishu. "Gak sia-sia nontonnya."

"Nah betulkan yang aku bilang sama Vino," sambung Vina.

"Karna udah selesai nontonnya, ayo kita makan," ajak Vino.

"Asik makannn, dah lapar nih perut sixpack gue, mumpung dibayarinkan," seru Jihoon dengan tingkah bobroknya.

"Huustt, mulut lu," cetus Thomas.

Mereka hanya bisa tertawa melihat tingkah Jihoon.

"Owh, ternyata pak Ryan bilang kalo dia mau ketempat tongkrongannya. Katanya kalo sudah selesai nontonnya telpon aja," seru Vino membaca pesan pak Ryan diponselnya.

"Ya sudah kita makan aja dulu," balas Vina.

"Yokkk...,"

"Ehh tapi bentar," Chelsea menghentikan langkah teman-temannya. "Aduhh, gue ada urusan dadakan nih," sambung Chelsea dengan wajah yang menoleh kanan kiri setelah ia baru saja menatap ponselnya.

The Terror Of The Deadly Stalker [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang