22 || Mayat di Jalan Nasution [II]

13 8 0
                                    

Malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu. Pak Ryan mengatakan pada Vino kalau dia ingin menuju tempat tongkrongannya, selagi menunggu mereka selesai nonton. Dengan mengendarai mobil, pak Ryan dengan santainya mengemudikan mobilnya. Hari yang malam bukanlah halangan baginya untuk bisa berkumpul dengan teman-temannya. Ia terlihat begitu cerianya bersenandung seperti tanpa adanya beban di dalam pikirannya. Hujan dan petir yang ada tidak membuat malamnya menjadi buruk.

Saat tinggal beberapa kilometer lagi sampai di tujuannya, melewati jalan yang sepi, pak Ryan tiba-tiba saja di kagetkan dengan munculnya pengendara motor yang melaju kencang dari arah yang berlawanan. Hal itu membuat pak Ryan terkejut dengan jantung yang berdebar kencang dan dengan refleks ia membanting setirnya kearah kiri.

Mobilnya tidak berjalan dengan mulus akibat aspal jalan yang licin karena hujan. Hingga akhirnya ia menabrak sebuah pohon besar yang berada di pinggir jalan. Namun apa yang terjadi, pak Ryan terlihat baik-baik saja berkat sabuk pengaman yang ia kenakan. Sabuk pengaman itu telah berjasa besar atas nyawanya. Hanya saja bagian depan mobilnya yang mengalami kerusakan cukup parah.

Tetapi, pada saat pak Ryan hendak menghidupkan kembali mobilnya yang mati, tiba-tiba saja mobilnya tidak bisa dinyalakan karena adanya kerusakan pada bagian depan mobil, yang bertabrakan dengan batang pohon.

Ia terus berusaha untuk menghidupkan kembali mobilnya, namun hasil yang didapat nihil. Hingga akhirnya datang seorang pria pengendara motor, yang sebelumnya hampir membuat pak Ryan celaka. Pria tersebut turun dari motornya setelah ia memarkirkan motornya di tepi jalan dan dengan langkah lebarnya ia menghampiri pak Ryan.

"Ahh sial!!!" umpat pak Ryan memukul setir mobilnya. "Ini semua gara-gara orang itu!!" pak Ryan menoleh kanan kiri.

Pak Ryan kebingungan.

Pria tersebut datang dengan maksud untuk membantu pak Ryan yang nyaris saja merenggut nyawa. Namun hal tersebut tak berbuah manis. Pak Ryan dengan segera keluar dari mobilnya menghampiri pria itu. Lalu ia melontarkan kemarahannya pada si pria. Ia kesal. Karena ulah pria itulah yang membuat mobilnya tak bisa dinyalakan. Pria tersebut hanya bisa tertunduk mendengar ocehan dari pak Ryan. Pria tersebut juga telah melontarkan kata maaf pada pak Ryan, namun pak Ryan terlihat tidak menghiraukannya.

Pria tersebut terlihat mengenakan pakaian hoodie berwarna abu-abu dengan celana panjang hitamnya. Serta dengan masker hitam yang menutupi bagian hidung dan mulutnya.

Pada saat pak Ryan kebingungan apa yang harus dilakukan, tiba-tiba saja pria itu melambungkan tangan kanannya kearah wajah pak Ryan. Dengan genggaman tangan yang kuat, tangan tersebut berhasil mendarat di pipi kiri pak Ryan.

BUKKK...

Pak Ryan bertambah kebingungan.

"Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau memukul wajah saya?!" tanya pak Ryan dengan suara nyaring sambil memegang pipi kirinya. "Dalam hal ini, kaulah yang bersalah. Datang dari arah berlawanan dan mengambil lajur pengendara lain. Bukannya berjalan di lajur kiri, ini malah berjalan di lajur kanan yang jelas-jelas bukan lajur miliknya. Mengemudi pun dengan kecepatan tinggi yang hampir membuat orang celaka. Lihat...," pak Ryan menunjuk mobilnya. "Karena ulahmu mobil saya mogok dan tak bisa dinyalakan. Sekarang apa yang harus saya lakukan? Kau mau bertanggung jawab? Mobil ini bukan milik saya, tapi milik ma-ji-kan-sa-ya," kecamnya tegas.

The Terror Of The Deadly Stalker [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang