46 || Epilog

32 6 1
                                    

Masih di hari yang sama, Chelsea datang melewati pintu kaca dengan berlari disusul Zhishu yang menggiring di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih di hari yang sama, Chelsea datang melewati pintu kaca dengan berlari disusul Zhishu yang menggiring di belakangnya. Dua gadis itu melangkah dengan tergesa serta tangis yang membasahi wajah mereka. Setelah penat berkeliling mencari, tibalah sebestie itu di ruang inap Adel. Chelsea dan Zhishu melangkah masuk disambut tiga teman Adel yang tadi menunggu.


Chelsea sangat bersyukur. Saat ia datang rupanya Adel telah sadar. Adel tersenyum menatap Chelsea dengan sedikit mengeluarkan air matanya. Chelsea memeluk erat tubuh Adel. Dan Adel pun membalas pelukannya dengan hangat. Nampak jelas balutan perban putih yang mengelilingi kepala Adel.

"Kak Adel...," ucap Chelsea pelan. "Maafin aku yah. Gara-gara kakak lindungi aku, malah kakak yang kena pukul. Aku benar-benar minta maaf kak," lanjutnya dengan tangis.

"Sudah...," jawab Adel. "Kamu nggak salah kok, yang salah mah orang itu. Jadi kamu nggak perlu minta maaf. Kakak malah bersyukur bisa kenal dan temenan sama kamu. Sampai kapan pun kita adalah teman, bahkan bisa jadi sahabat. Jadi jangan merasa tidak enak sama kakak. Santai aja, oke. Sudah sepatutnya kita saling tolong. Sudah..., jangan nangis. Sayang nih air matanya, hehehe...," lanjut Adel memegang kedua pipi Chelsea sambil menyapu air mata yang mengalir di pipi Chelsea.

Dua remaja itu berpeluk erat dengan tersenyum bahagia. Zhishu, Gilang dan dua temannya juga menangis haru melihat pertemanan Chelsea dan Adel. Air mata yang mereka keluarkan sungguh tulus menyayat hati.

Chelsea dan Adel. Di mana pada saat itu mereka pertama kali bertemu sebagai lawan. Gang sempit di tengah kota menjadi awal pertemuan dan juga perkelahian mereka. Saat itu, Adel dan tiga temannya mencoba memalak Chelsea, Thomas dan Jihoon. Tiga remaja itu langsung melakukan perlawanan dengan Chelsea yang melempar plastik seblaknya ke wajah Adel. Dan di akhir pertarungan, tiga remaja itu di tolong pria yang datang melintas.

Chelsea pun kembali bertemu Adel untuk kedua kalinya saat ia kabur dari Brian yang waktu itu menculiknya. Ia kabur dan bertemu dengan ayah Adel. Dan di rumah itulah, ia kembali melihat batang hidung Adel. Tak disangka perkelahian dan per-temuan itu justru membuat mereka berteman baik. Orang yang dulunya Chelsea kenal jahat, justru dia lah yang melindunginya dari hantaman kayu yang mana hal itu bisa saja membahayakan dirinya sendiri. Yang jahat tak selalunya jahat. Dan justru bisa jadi orang yang kita kenal baik dan kita kagumi, dia lah penjahat yang sesungguhnya.

Tak lama setelah itu, datang sejoli Thomas dan Jihoon. Dua orang itu melangkah masuk ke ruang inap Adel.

"Ehh Thomas...," pekik Zhishu kaget. "Datang juga lu."

"Nih tadi gue nunggu Jihoon jemput," jawab Thomas.

"Ngomong-ngomong gimana lu tadi di kantor polisi? Udah selesai yaa?" tanya Chelsea sambil menarik ingusnya.

The Terror Of The Deadly Stalker [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang