45 || The End Of It All [II]

15 6 0
                                    

Dan dari kejauhan, Chelsea dan Zhishu melihat langsung saat Thomas menghantamkan batu itu ke kepala Marcel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan dari kejauhan, Chelsea dan Zhishu melihat langsung saat Thomas menghantamkan batu itu ke kepala Marcel. Dua gadis itu rupanya juga menjatuhkan air dari kedua mata mereka. Chelsea dan Zhishu pun berlari menghampiri Thomas. Chelsea dengan pelan mengelus pipi Marcel. Serta Zhishu yang berusaha untuk bisa menenangkan Thomas.

🕐🕐🕐

Dalam waktu yang bersamaan. Kini beralih lagi ke kak Adel, Vino dan Vina.

Kak Adel terlihat hebat melawan Bella dan juga Vina yang ikut bertarung dengan kemampuan yang ia punya. Dua lawan satu, Bella sangat terpojok saat dirinya melawan dua remaja itu. Kini Bella sudah mulai tak tahan. Ia langsung mengeluarkan senjata terakhirnya, yaitu sebuah pisau dari saku celananya. Ia langsung melepas tutup pisau itu dan dengan kuat melemparnya ke wajah Adel. Vina dan Adel begitu kaget saat Bella memperlihatkan senjata terakhirnya.

Vino yang melihat juga mulai memperlihatkan ketakutannya. Detik ke detik ketakutannya seolah mencekik. Setelah Bella membuka tutup senjatanya, ia langsung melambungkan kepalan tangannya bersama pisau itu kearah tubuh Vina. Vino yang melihat Bella ingin menyerang kembarannya, ia langsung berlari menghampiri Vina, dan...

JLEBB!!! Pisau itu berhasil tepat menancap di tubuh Vino.

"Vino...!!! Tidak...!!!" teriak Vina begitu lantang.

Ternyata Vino berlari untuk melindungi kembarannya. Ia berani karena ia sungguh menyayangi saudaranya itu. Vino telah mengorbankan nyawanya untuk Vina. Dan nampak darah yang keluar dari dada Vino jatuh mengenai kalung yang dikenakan oleh Vina. Air mata kembali jatuh dengan derasnya.

"Vina adikku...," panggilnya. "Kamu nggak papa 'kan? Untuk selanjutnya kamu berjuang sendiri yaa. Sepertinya aku tak dapat lagi bisa mendampingimu. Sampai kapan pun kita tetap saudara. Terima kasih vin, kamu sudah menjadi saudara kembarku. Aku akan selalu berusaha untuk bisa melindungimu. Terima ka...," belum usia ia mengucapkan kata terkahir, Vino seketika menghembuskan napas terakhirnya dengan tangis.

"Tidak!! Jangan!! Vino...!!!" teriak Vina lagi mendongakkan kepalanya menatap langit malam.

Vina memeluk tubuh Vino dan melepas pisau yang menancap di dadanya. Vino tak lagi bernyawa karena pisau itu berhasil menembus organ yang mempompa darahnya. Vina menangis dengan kuat sembari menggoyang-goyang tubuh kembarannya itu dengan harapan kembaran dapat hidup kembali.

Vina tak percaya, jika kembarannya itu lebih dulu pergi meninggalkannya. Padahal Vino dan Vina telah berjanji untuk dapat melihat pesta pernikahan masing-masing dari mereka. Karena..., hanya pernikahanlah yang nantinya kelak akan memisahkan mereka. Di mana pada saat itu lah mereka memulai hidup yang baru bersama pasangan mereka.

The Terror Of The Deadly Stalker [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang