21 || Mayat di Jalan Nasution [I]

18 7 0
                                    

Minggu, 12 Oktober 2025

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu, 12 Oktober 2025.

The Potato Squad telah berunding di grub chat untuk kembali menuju kantor polisi, menanyakan bagaimana kelanjutan kasus hilangnya Chelsea. Mereka berlima berencana untuk berkumpul di rumah Zhishu pada pukul delapan pagi.

Thomas dan Jihoon berangkat menggunakan sepeda motor masing-masing. Sebelumnya, Thomas telah mengambil sepeda motornya yang ia tinggal di rumah Vino pada saat ingin berangkat nonton. Melewati gang komplek menuju rumah Zhishu yang berada di komplek sebelah. Dengan hembusan angin pagi, mereka menggas pelan motor mereka dengan diiringin perasaan cemas di hati mereka.

Sesampainya di rumah Zhishu, mereka memarkirkan motor mereka di halaman depan rumah Zhishu. Terdapat taman yang cukup luas dan kolam ikan yang berada di bagian depan sisi kanan rumah. Taman tersebut membuat cantik halaman rumahnya. Mereka berdua melangkah santai menghampiri Zhishu yang berdiri menunggu di ambang pintu.

Melangkah masuk melewati pintu rumah yang terdapat gantungan berupa kain merah dengan teks ditengahnya yang ditulis dengan tinta berwarna hitam menggunakan aksara mandarin, tergantung di sisi kiri dan kanan pintu. Mereka lanjut berjalan menuju sofa tamu. Zhishu sudah menyiapkan minuman dan sedikit camilan untuk disantap.

"Ayo duduk dulu!" seru Zhishu. "Nunggu si kembar datang."

"Wihh..., kacamata lu udah baru aja," cetus Thomas.

"Baru apanya. Ini kacamata gue yang lama," jawabnya.

"Jam berapa sekarang?" tanya Jihoon menyumpal kue nastar ke mulutnya.

"Delapan lewat sebelas," jawab Zhishu melihat jam dinding yang berada di atas lemari kaca di ruang tamunya.

Cukup lama mereka berdiam menunggu, akhirnya datanglah sepasang anak kembar berlari menghampiri mereka. Melangkah masuk ke dalam rumah dan terduduk di sofa.

"Udah lama yaa nunggunya?" tanya Vina.

"Nggak kok," jawab Thomas melirik jam tangannya.

"Paling sekitar sepuluh menitan," sambung Zhishu.

"Udah siap semua kan nih? Ayo berangkat!!" ajak Jihoon.

"Tapi..., Zhishu. Kaki lu gimana?" tanya Vino. "Nggak papa yaa kalo ikut?"

"Kalo emang masih sakit, biar kami aja yang ke kantor polisi. Lu tunggu di rumah aja, istirahat. Jangan dipaksakan," kata Vina memberi saran.

"Nggak papa kok, ini udah mendingan," jawab Zhishu yakin. "Lagian gue juga pengen tau langsung gimana kelanjutannya. Biar nanti nggak ribet tanya kalian. Mama juga udah izinin."

"Yaa sudah kalo gitu," cetus Thomas pada Zhishu. "Ntar lu bareng gue aja. Kebetulan gue sama Jihoon bawa motor sendiri-sendiri."

"Yodah. Ayo gas kuen!!" ajak Jihoon melangkah keluar pintu.

The Terror Of The Deadly Stalker [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang