CHAPTER 49

1.8K 109 21
                                    

Before next don't forget to vote

Happy reading ❤️
-o0o-

Kelvin dengan gesit terus mengelip saat Ada kendaraan di depannya

Bahkan sudah Tiga Kali ia menerobos lampu merah

Sepertinya keberuntungan memihak padanya Karena Belum Ada polisi yang mengejarnya saat ini

Ia Melaju membelah ibu Kota dengan emosi di puncak kepala

"Aspettami bastardo" Teriak Kelvin dalam perjalanan

***
Para member eagle bersiap siaga diluar gedung dengan ketat

Bahkan mungkin nyamuk pun tak berani untuk mendekat

Suara deru motor dengan kecepatan tinggi mencuri perhatian semua orang

Lelaki itu turun dan lansung membuka helm di kepalanya

Member eagle sudah siap siaga Jika yang datang ini adalah musuh mereka

"Biarin gue lewat kalo Gak mau cacat" Ucap lelaki itu dingin

"Lo siapa?" Sahut seseorang lantang

"Gue Kelvin,abangnya caca" jawab Kelvin dengan pandangan lurus kedepan

Aura dingin dan emosi Kelvin dapat dirasakan Oleh yang lain

Tanpa berkata-kata lagi mereka semua lansung membuka Jalan membiarkan Kelvin masuk kedalam gedung Tua ini

Sebelum masuk Kelvin sempat melirik sekilas ke dinding gedung Ini

Lalu Kelvin tersenyum,senyuman yang sulit di artikan

Saat masuk,pemandangan yang dilihat Kelvin sulit untuk diterima

Adiknya dalam kondisi yang tidak baik-baik Saja tentunya

***
Para inti eagle sudah was was sedari tadi

"Ni orang apa patung sih" geram Tristan Karena orang di depan mereka berhenti bergerak

Satu langkah Kelvin kembali menggerakkan kakinya membuat yang lain terkejut

Kelvin melanjutkan langkahnya sampai wajahnya dapat di kenali oleh yang lain

"Abang" panggil caca kecil

Kelvin mengangguk-kan kepalanya sambil memperhatikan kondisi adiknya yang berada di gendongan vano

Caca ingin turun Dari gendongan vano namun dicegah Oleh Kelvin,Kelvin mengerti keadaan adiknya

Kelvin mengalihkan pandangan nya kekiri dan kekanan untuk mencari keberadaan seseorang

"Dimana tu bocah?" Tanya Kelvin dingin

"Disini" cicit seseorang takut dari arah belakang vano

Semua fokus ke arah belakang vano sambil menahan tawa melihat ketakutan Atta seperti dimarahi Oleh sang ibu Karena Lupa membeli garam

DEVANO [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang