10. Surat Dari Mama

41 13 22
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Soalnya komentar kalian tuh penyemangat ku hehe 😂😂😂

Dan mungkin, aku bakalan up kalo banyak yang komen 😌😌😌

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Sesampainya di tempat pengungsian, Kia berjalan bersama Lucas dalam diam. Tidak ada pembicaraan diantara mereka berdua. Kia yang enggan memulai pembicaraan, sedangkan Lucas hanya memberikan Kia waktu untuk menguatkan dirinya lagi. Lucas tau, bagaimana rasanya merindukan seseorang yang disayang. Sebenarnya dalam hal seperti ini, sebuah pelukan yang bisa memperbaiki semuanya. Tapi Lucas tidak akan memberikan itu tanpa seizin Kia. Karena Lucas faham akan posisinya.

"Yara ?? Udah balik ??" Tanya Teddy menghampiri Kia dan Lucas ketika menyadari kehadiran mereka berdua. Sepertinya sekarang giliran Teddy yang jaga malam. Lucas memberi isyarat pada Teddy kalau Kia tidak bisa diganggu saat ini. Alhasil Teddy hanya mengangguk, berusaha memahami situasi yang terjadi.

"Istirahat ya, pasti capek. Gue permisi dulu." Pamit Teddy kemudian pergi dari hadapan Kia dan juga Lucas.

Kia kemudian kembali ke tendanya. Disana dia sudah melihat Rena yang sedang tidur. Kia jadi tidak enak kalau mengganggu gadis itu. Pasti Rena kelelahan. Kia lebih memilih untuk duduk diam. Memikirkan setiap kejadian yang terjadi selama dia berada di Indonesia. Dia memang hanya singgah sebentar, tapi ingatan itu begitu melekat bagi Kia.

Kia menghela nafasnya, dia merasa semakin lama semakin sesak berada di dalam tenda. Dia kemudian memutuskan untuk pergi keluar untuk mencari udara segar. Ketika dia berjalan, dia mendapati Tio yang sedang sibuk dengan tangannya sendiri. Sepertinya Tio berusaha melilit sendiri tangannya yang terluka dengan menggunakan perban. Kia menghampiri Tio kemudian mengambil alih perban yang dipegang Tio. Dengan telaten, dia melilitkan perban pada tangan Tio. Masih dalam diam. Tio melihat kearah Kia yang masih fokus dengan kegiatannya.

"Kalo butuh bantuan tuh bilang. Kalo nggak bilang, mana tau kalo lagi butuh bantuan." Ucap Kia tidak mengalihkan perhatiannya dari tangan Tio. Dia kemudian mengikat perban itu dan merapatkannya dengan sedikit keras. Membuat Tio sedikit meringis. Setelah selesai, Kia memutar tubuhnya membelakangi Tio bersiap untuk pergi. Tapi pertanyaan Tio itu membuat langkahnya seketika terhenti.

"Are you okay ??" Tanya Tio sarat akan kekhawatiran. Tio tau kalau sedari Kia datang, gadis itu selalu diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"I'm okay." Ucap Kia kemudian benar-benar pergi dari hadapan Tio. Tio menatap kearah perban yang tadi dipasang oleh Kia. Dia kemudian menggenggam tangannya sendiri dan melihat kearah punggung Kia yang semakin menjauh.

"Ya, gue siapa ?? Gue nggak bakalan bisa tau apa yang udah ganggu pikiran lo. Karena gue nggak punya hak apapun."





































🐶🐶🐶
































Nothing Impossible 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang