5. Si Cuek Tapi Peduli

44 13 40
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Dan mungkin, aku bakalan up kalo banyak yang komen 😌😌😌

Bukannya apa, belakangan ini aku lagi butuh banget motivasi buat ngetik soalnya 😭😭😭

Dan motivasi ku buat ngetik ya lihat komentar dari kalian 😭😭😭

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Kia mendudukkan dirinya di atas batu besar dimana dia mengobati Lucas waktu itu. Dia menatap keatas. Ponselnya masih belum bisa dia gunakan semenjak ada gempa waktu itu. Kia tau kalau keluarganya disana pasti sedang khawatir saat ini. Kia mengeluarkan liontin kalung pemberian Nana itu dan mengusapnya. Perlahan, Kia juga memejamkan matanya. Membiarkan cairan bening lolos begitusaja dari matanya. Sekarang dia tidak ada jadwal jaga. Dokter Dimas sedang istirahat, dan dia juga. Sekarang Rena yang berjaga dengan dokter lainnya.

"Kenapa ??" Tanya Devan sambil mendudukkan dirinya disamping Kia. Cowok itu sepertinya baru menyelesaikan operasi. Pagi tadi memang sempat ada kecelakaan mobil di tebing dengan korbannya yang luka parah. Itulah kenapa Devan baru menyelesaikan operasinya. Kia menggeleng karena pertanyaan dari Devan itu.

"Ra, sampe kapan lo nutupin perasaan lo sendiri ?? Gue sama Rena ada buat lo bagi cerita selama Rendi dan Ryan nggak ada disini." Ucap Devan mencoba meyakinkan Kia kalau ada dirinya sebagai temannya.

"Gue...kangen...sama semuanya. Papa, ayah, bunda, abang, Nana. Dan...mama." Jelas Kia dengan suara yang lirih di akhir. Devan tau betul siapa mereka karena cerita dari Rendi dan Ryan tentunya. Dan Devan juga tau, Nana itu siapa. Hanya saja, dia tidak tau penyebab mereka putus karena apa.

"Kalo kangen kenapa nggak mau pulang ke Indo ??" Tanya Devan.

"Nggak bisa." Ucap Kia dengan suara tercekat.

"Karena dia ??" Tanya Devan. Tapi Kia sama sekali tidak memberikan jawaban. Bahkan gelengan sekalipun, Kia tidak memberikannya.

"Gini ya Ra, lo boleh benci sama dia, boleh marah sama dia. Tapi apa lo harus ngorbanin perasaan rindu lo buat semua orang yang juga ada disana ?? Semua orang yang ada disana pasti juga kangen sama lo. Apalagi mama lo. Pasti mama lo juga pingin lo tengokin ke makamnya." Ucap Devan.

"Gue tau gimana perasaan lo karena apa yang selama ini lo dapetin disana. Tapi, apa yang lo lakuin ini bukan cuma dia yang lo kasih hukuman. Tapi semua orang yang sayang sama lo yang lo kasih hukuman. 4 tahun Ra, 4 tahun lo nggak pulang sama sekali. Gue tahun ini nggak bisa pulang aja udah nyesek rasanya." Lanjut Devan.

Kia menunduk. Devan tau benar kalau Kia sudah seperti ini dan Kia juga bilang rindu keluarganya, Kia pasti akan menangis. Devan langsung merengkuh Kia kedalam pelukannya. Mengusap pelan punggung gadis itu dan membiarkannya menangis untuk sementara waktu.

Dia tau benar bagaimana rasanya merindukan keluarganya. Karena Devan juga sering merasakan hal seperti itu selama dia belajar di negeri orang. Dan itu sangat menyiksa dirinya. Dari kejauhan, ada seseorang yang mendengar pembicaraan mereka berdua sambil menyandarkan tubuhnya pada sebuah tembok.

Nothing Impossible 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang