19. Pembuat Masalah Lagi

41 12 10
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Soalnya komentar kalian tuh penyemangat ku hehe 😂😂😂

Dan mungkin, aku bakalan up kalo banyak yang komen 😌😌😌

Happy Reading 💚💚💚


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kia kembali dipanggil ke ruangan kepala rumahsakit. Dia bahkan tidak tau apa yang akan dituduhkan padanya lagi. Kia rasanya semakin muak dibuatnya. Kali ini dia dipanggil tidak sendiri. Dia kesana bersama dengan Devan, salahsatu dokter lain dan 2 orang perawat. Sebelum mereka memasuki ruangan, ada yang menghentikan langkah Kia dengan menggenggam lengan Kia. Kia menoleh, ternyata Devan yang menghentikan langkahnya.

"Tenang ya, nggak bakalan kenapa-napa. Saya yang bertanggung jawab sekarang." Ucap Kia menenangkan. Dia kemudian membuka pintu ruangan itu dan masuk kedalam diikuti dengan yang lainnya.

"Ada apa anda memanggil kami semua kesini ??" Tanya Kia begitu dia dan yang lainnya sudah ada didalam ruangan. Ternyata, disana sudah ada pak ketua, Kirana dan satu orang lagi yang sepertinya wali dari salahsatu pasien disini.

"Saya ingin menuntut dokter yang telah menangani istri saya, atas nama ibu Nia. Karena dokter sudah melakukan kesalahan fatal ketika menangani istri saya. Saya akan menuntut karena malapraktik." Ucap wali pasien. Kia menarik nafasnya dalam berusaha untuk tenang. Sedangkan keempat orang yang ada bersama dengan Kia kini sudah panik sendiri.

"Tapi saya sama sekali tidak merasa melakukan kesalahan fatal ketika di meja operasi. Saya sudah terjun di meja operasi selama lebih dari 4 tahun. Baru kali ini saya dituntut karena terjadi kesalahan fatal di meja operasi. Apa anda bisa membuktikan kalau saya melakukan sebuah kesalahan yang fatal ??" Tanya Kia meminta penjelasan.

"Saya ada saksinya. Dokter ini melihat anda yang menyalahi aturan praktek dan membuat kesalahan fatal di meja operasi." Ucap wali pasien sambil menunjuk kearah Kirana yang sekarang tersenyum menang kearah Kia.

"Lalu, anda menuntut apa dari saya ??" Tanya Kia.

"Mundur dari profesi kalian dan menyerahkan diri ke pihak berwajib." Ucap wali tersebut dengan tegas. Kia tersenyum pada orang itu.

"Ra, gimana ini Ra. Apa kita beneran bakalan mundur dari profesi gitu aja ??" Bisik Devan khawatir. Kia memberikan senyuman singkat pada Devan agar tidak terlalu khawatir.

"Kalau saya memberikan bukti konkrit bagaimana ?? Apakah anda tetap menuntut kami semua ?? Dan anda pak, apa bapak akan mematuhi begitu saja sebelum adanya bukti yang lebih konkrit ??" Tanya Kia beralih pada kepala rumahsakit.

"Saya hanya bisa menuruti keluhan dari pihak pasien. Jika memang yang terbaik adalah memberhentikan kalian sebagai dokter disini, saya akan melakukannya demi kenyamanan dan kepercayaan keluarga pasien." Ucap pak ketua.

"Bukannya ada rekaman yang merekam jalannya operasi ?? Kenapa anda tidak melihat rekamannya saja daripada mempercayai saksi yang belum tentu benar ??" Tanya Kia.

"Saya sudah melihat bukti rekaman videonya. Dan disana memang anda dan 4 rekan anda melakukan kesalahan yang fatal." Tegas wali pasien.

"Oh benarkah ?? Bukankah disana ada dokter lain selain kita berlima ?? Kalau memang begitu, bisa saya melihat rekamannya juga ??" Tanya Kia yang sekarang sudah tidak bisa bersikap sopan lagi. Ini tidak menyangkut tentang dirinya saja. 4 orang yang sedang bersamanya, profesinya juga ikut dipertaruhkan disini. Pak ketua kemudian memberikan rekaman itu pada Kia dengan sedikit ragu kemudian memutarnya. Kia melihatnya dengan seksama kemudian tertawa sinis setelahnya.

Nothing Impossible 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang