24. Sebuah Pembalasan

46 13 32
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Jeno masih terus berusaha mengembalikan detak jantung Kia yang semakin melemah. Dia semakin panik ketika melihat kondisi Kia semakin menurun. Dia kemudian meminta suster untuk menyiapkan defibrilator. Jeno terkejut ketika elektrokardiogram menunjukkan grafik yang sangat tidak teratur. Jeno langsung meraih defibrilator untuk menstabilkan kembali detak jantung Kia.


































Please Ki, please bertahan. Kamu itu duniaku Ki. Kalau kamu pergi, apa duniaku harus runtuh sebelum aku membangunnya denganmu ?? Aku mohon Ki bertahanlah. Aku akan melakukan yang terbaik buat kamu Ki. Kia, kamu adalah satu-satunya orang yang aku inginkan untuk menemaniku di sisa hidupku. Tapi kenapa kamu bertemu denganku dalam keadaan seperti ini Ki ??


































Jeno terus menggunakan defibrilator. Dia terus berusaha mengembalikan detak jantung Kia agar kembali stabil. Ketika di percobaannya yang ketiga, Jeno berharap usahanya itu berhasil. Tapi ternyata usahanya kembali gagal.

"Biar gue yang nangani Yara. Hendri udah selesai gue tangani. Lo nggak bisa nangani Yara dengan keadaan lo yang panik gini." Ucap Devan kemudian menyuruh Jeno pergi darisana dan mengambil alih Kia dari Jeno.


































🐶🐶🐶


































Jeno mengusap wajahnya kasar. Dia masih belum mendapat kabar lanjutan dari Devan. Dia juga sudah menelfon Rendi tentang kondisi Kia sekarang. Dan sekarang, Rendi, Ryan dan Yudha berjalan menghampiri Jeno yang terduduk di kursi tunggu depan IGD.

"Yara kenapa Jen sebenernya ??" Tanya Rendi memastikan.

"Dia kelebihan kadar kalium di dalam darahnya. Gue nggak tau pasti siapa yang lakuin itu. Tapi yang gue tau, gue udah temuin dia dalam keadaan pingsan sama bang Hendri yang udah bersimpah darah." Jelas Jeno.

"Hendri ??" Gumam Ryan. Ryan masih ingat siapa orang itu. Tapi kenapa ada Hendri juga disana ??

"Gue berniat buat tanya ke bang Hendri, tapi bang Hendri masih belum sadar karena pengaruh obat bius." Lanjut Jeno.

"Terus keadaannya Yara sekarang gimana ??" Tanya Yudha memastikan.

"Tadi awalnya aku yang nangani pa. Tapi lama-kelamaan, kondisinya Kia makin menurun. Devan langsung nyuruh aku keluar." Jelas Jeno.

"Jadi maksud lo, kondisi Yara sekaramg gimana ?? Baik-baik aja kan ??" Tanya Rendi memastikan. Jeno menggeleng lemah. Pantas saja sedaritadi dia dan Ryan merasa dadanya sesak, ternyata ini penyebabnya.

Nothing Impossible 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang