12. Penjelasan & Baikan

57 14 36
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Soalnya komentar kalian tuh penyemangat ku hehe 😂😂😂

Dan mungkin, aku bakalan up kalo banyak yang komen 😌😌😌

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kia barusaja menyelesaikan operasinya. Begitu Kia keluar dari ruang operasi dia langsung dikejutkan dengan suara teriakan Jesper, anak laki-laki itu. Kia tersenyum melihat Jesper berlari kearahnya dan memeluknya. Kia berjongkok dan langsung mendengarkan celotehan Jesper yang menceritakan tentang dia yang bertemu dengan beberapa anak di bangsal anak. Kadang Kia juga tertawa ketika mendengar cerita yang menurutnya lucu dari Jesper.

Kia kemudian mendengar ada seseorang yang memanggilnya. Kia mendongakkan kepalanya dan melihat wajah sendu Jeno. Kia kemudian meminta Jesper kembali ke tempat dia tadi. Setelah Jesper pergi, Kia berdiri dari posisinya dan menghadap kearah Jeno. Dia melihat kearah Jeno yang sekarang airmatanya sudah menetes di pipinya. Kia perlahan mengusap airmata Jeno yang jatuh dan memberikan senyuman manisnya.

"Gue nggak suka sama cowok cengeng. Bukannya gue yang harusnya nangis, kok malah lo yang nangis ??" Tanya Kia. Jeno menunduk mendengar ucapan Kia barusan.

"Ikut gue sekarang !!" Tegas Jeno kemudian pergi darisana. Yang bisa Kia lakukan hanya mengikuti Jeno dari belakang. Dia juga sempat melihat kearah Nana yang memberikan tatapan kecewa padanya.

"Gue ikut pak dokter dulu ya, kayaknya pak dokter lagi marah." Ucap Kia sambil memberikan senyumannya pada Nana.

Jeno membawa Kia ke taman rumahsakit yang lumayan sepi saat ini. Mereka berdiri saling berhadapan. Kia menunggu apa yang akan dikatakan Jeno. Kia hanya menatap kearah Jeno yang sekarang merasa gelisah sendiri.

"Lo...kenapa nggak bilang mau pulang ?? Dan tadi...lo udah nikah ?? Lo udah punya anak Ki ??" Tanya Jeno dengan suara parau. Dia menahan tangisnya sedaritadi. Membayangkan jawaban apa yang akan diberikan Kia nanti, sungguh membuat dadanya terasa sesak. Dia takut apa yang dia pikirkan sedaritadi benar adanya. Kia tersenyum kemudian memberikan tatapan teduh pada Jeno.

"Jangan nangis. Udah gue bilang, gue nggak suka sama cowok cengeng." Ucap Kia lembut. Membuat Jeno reflek mendongakkan kepalanya agar airmatanya tidak terjatuh. Sebenarnya Kia sedaritadi juga ingin menangis karena sangat merindukan Jeno. Tapi dia berusaha untuk menahannya.

"Lo percaya kan sama gue ?? Kalo gue ceritain semua, lo bakalan percaya sama apa yang gue ceritain nanti ??" Tanya Kia memastikan. Jeno mengangguk pasti sebagai jawaban.

"Sebelum gue cerita, jelasin dulu apa yang mau lo jelasin." Pinta Kia. Jeno kemudian menarik nafasnya dalam, berusaha menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba menggila seperti sekarang.

"Oke. Gue mulai dari awal." Ucap Jeno.

Dia kemudian menceritakan semuanya pada Kia. Mulai dari awal dia berpacaran dengan Dara, bagaimana Dara mulai menghasutnya untuk percaya padanya dan menjauhi Kia. Sampai akhirnya dimana Dara memaksa Jeno untuk bertunangan. Kia mendengarkannya secara seksama. Terkadang dia mengepalkan tangannya ketika dia mengingat kalau Dara lah yang membunuh mamanya.

Nothing Impossible 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang