3. PENYERANGAN MARKAS DANGEROUS

74 11 54
                                    

Bun, hidup berjalan seperti bajingan
Seperti landak yang tak punya teman
Ia menggonggong bak suara hujan
Dan kau pangeranku, mengambil peran

Bun, kalau saat hancur ku disayang
Apalagi saat ku jadi juara
Saat tak tahu arah kau di sana
Menjadi gagah saat ku tak bisa

Sedikit ku jelaskan tentangku dan kamu
Agar seisi dunia tahu
Keras kepalaku sama denganmu
Caraku marah, caraku tersenyum

Seperti detak jantung yang bertaut
Nyawaku nyala karena denganmu
Aku masih ada sampai di sini
Melihatmu kuat setengah mati
Seperti detak jantung yang bertaut
Nyawaku nyala karena denganmu

Bun, aku masih tak mengerti banyak hal
Semuanya berenang di kepala
Dan kau dan semua yang kau tahu tentangnya
Menjadi jawab saat ku bertanya

Sedikit ku jelaskan tentangku dan kamu
Agar seisi dunia tahu

Keras kepalaku sama denganmu
Caraku marah, caraku tersenyum
Seperti detak jantung yang bertaut
Nyawaku nyala karena denganmu

Aku masih ada sampai di sini
Melihatmu kuat setengah mati
Seperti detak jantung yang bertaut
Nyawaku nyala karena denganmu
Semoga lama hidupmu di sini

Melihatku berjuang sampai akhir
Seperti detak jantung yang bertaut
Nyawaku nyala karena denganmu

🎶 Bertaut— Nadin Hamizah 🎶


Mulmed part ini ya!
Baca cerita Dangerous, sambil dengerin mulmed di atas.
Next part mau request lagu apa?

3. PENYERANGAN MARKAS DANGEROUS.

Seperti biasa, kantin sangat dipadati banyak siswa. Mereka datang untuk mengisi perut yang terasa lapar, atau hanya sekedar mengghibah saja.

Di ambang pintu kantin, geng Dangerous berdiri sambil menatap ke depan. Mereka yang tadinya bicara, kemudian diam dan menundukkan wajahnya.

Alvaro, berjalan di depan. Karena ia adalah pemimpinnya. Banyak dari para siswi yang memandang mereka kagum, menatap, dan menghayal menjadi pacar dari salah satu mereka.  Woy, ngaca! Rontokkan gorengan gosong mana bisa dapetin mereka?!

Anya, gadis populer yang sangat mengagumi Alvaro. Ia berjalan ke arahnya, kemudian mengajaknya untuk duduk bersama. Namun, Alvaro tidak merespon ucapan atau ajakannya. Ia malah duduk, di meja dan kursi khusus geng Dangerous berkumpul.

"Al! Al!" teriaknya. Ia tidak peduli, walaupun semua orang memandangnya dengan tatapan mengejek.

"Ngapain lihatin gue? Suka ya kalian?" Anya mendengus kesal, kemudian duduk kembali bersama Hana.

Meja paling ujung dekat kolam renang. Tempat yang paling nyaman dan juga paling menarik. Sayangnya, hanya anggota Dangerous yang dapat menikmatinya. Jika dari salah satu orang yang berani menggunakannya, Dangerous tidak segan-segan akan memberikan pelajaran.

"Al, lo kenapa tolak Anya, sih?" tanya Andres, kemudian menyedot minuman Julian.

"Eh, minuman gue!"

Alvaro menatap layar ponselnya. Ia tidak peduli Andres terus bicara kepadanya. Lagi pula, cinta memang tidak bisa dipaksakan bukan?

ALVAYA DANGEROUS [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang