20. KASUS PENCULIKAN

22 6 5
                                    

Bila kau sanggup untuk melupakan dia
Biarkan aku hadir dan menata
Ruang hati yang telah tertutup lama hoo-oo-uu
Jika kau masih ragu untuk menerima
Biarkan hati kecilmu bicara
Karena kuyakin 'kan datang saatnya hoo-uu-oo-uu
Kau jadi bagian hidupku
Kau jadi bagian hidupku
Walau harus menunggu seribu tahun lamanya
(Biarkanlah terjadi) ooh (wajar apa adanya)
Walau harus menunggu seribu tahun lamanya uu-uu-uu
Jika kau masih ragu untuk menerima
Biarkan hati kecilmu bicara (bicara)
Karena kuyakin 'kan datang saatnya hoo-oo-uu
Kau jadi bagian hidupku
Kau jadi bagian hidupku
Walau harus menunggu seribu tahun lamanya
(Biarkanlah terjadi) uu-oo-yeah (wajar apa adanya)
Walau harus menunggu seribu tahun lamanya
Selama apapun itu
Ku akan setia menunggu
Takkan pernah berhenti
Untuk selalu percaya oo-oo
(Walau harus menunggu)
Takkan pernah berhenti untuk selalu percaya
Walau harus menunggu seribu tahun lamanya
Biarkanlah terjadi wajar apa adanya
Walau harus menunggu seribu tahun lamanya
Huu-yeah-i
Na-na-na-na-na

🎶1000 tahun lamanya—Tulus🎶

20. KASUS PENCULIKAN

Gudang yang terasa pengap. Juga debu yang berada di mana-mana. Mereka semalaman disandera di tempat yang entah di mana keberadaannya.

Kepala Jihan terasa pusing, ia tidak dapat mengingat kejadian kemarin sore. Begitupun dengan Anaya, ia juga lupa dengan apa yang sudah terjadi.

Mata mereka membulat, melihat pemandangan yang begitu tidak enak dilihat. Gudang yang sangat berantakan, kecoa, dan tikus mungkin saja ada. Jihan bergidik ngeri karena takut. Mereka tidak tahu kenapa sampai bisa berada di tempat ini.

"Kita di mana? Perasaan, kemarin di—" Jihan menggantungkan ucapannya. Ia ingat sesuatu. "Tidak! Kemarin kita masih di halte, kan? Kok sekarang bisa ada di sini?!"

Anaya mengedarkan pandangannya. Sudah berapa lama mereka di dalam gudang kotor itu?

"Gue juga enggak tahu Han! Kayaknya kita diculik deh!" ujar Anaya. Jihan menganga. Apa diculik? Yang benar saja.

"Masa kita diculik sih? Siapa juga yang mau gue? Kalau lo pasti laku, Nay!" ucap Jihan. Di waktu seperti ini, ia bisa-bisanya malah tertawa.

"Yang bener aja lo. Gue serius tahu!"

Jihan cengengesan, kemudian kembali dengan perasaan anehnya. Jika dipikir-pikir, untuk apa para penjahat menculik mereka?

Bahkan tidak ada yang spesial dari mereka berdua. Sungguh aneh!

Knop pintu bergerak, Anaya menyuruh Jihan untuk segera pura-pura masih tidak sadarkan diri. Pintu terbuka, menampilkan dua orang cowok berpakaian compang-camping dan menatap ke arah mereka.

"Mereka belum sadarkan diri," ucap salah satu penjahat.

"Ingat, lo jangan apa-apain mereka," ucap penjahat yang memakain rompi levis.

"Iya gue tahu. Yang ada si  Bos—"

Brak

Terdengar suara barang jatuh, dua penjahat itu bergegas melihat apa yang terjatuh. Anaya dan Jihan membuka mata mereka. Bagaimana caranya mereka lepas?

Tunggu! Seperti ada yang mengganjal dipikiran Anaya. Ia mendengar dengan jelas percakapan dua penjahat itu.

Ingat, lo jangan apa-apain mereka.

Iya, gue tahu. Yang ada si Bos—

Kira-kira, siapa Bos mereka?

***

ALVAYA DANGEROUS [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang