9. PENGUMUMAN

43 8 1
                                    

Tubuh saling bersandar
Ke arah mata angin berbeda
Kau menunggu datangnya malam
Saat kumenanti fajar

Sudah coba berbagai cara
Agar kita tetap bersama
Yang tersisa dari kisah ini
Hanya kau takut kuhilang
Perdebatan apapun menuju kata pisah

Jangan paksakan genggamanmu
Izinkan aku pergi dulu
Yang berubah hanya
Tak lagi kumilikmu

Kau masih bisa melihatku
Kau harus percaya
'Ku tetap teman baikmu

Oh wo-uu

Sudah coba berbagai cara
Agar kita tetap bersama
Yang tersisa dari kisah ini
Hanya kau takut kuhilang
Perdebatan apapun menuju kata pisah

Jangan paksakan genggamanmu
Hu-uu -uu
Yang berubah hanya
Tak lagi kumilikmu
Hu-uu-uu

Kau harus percaya
Kutetap teman baikmu
Izinkan aku pergi dulu
Yang berubah hanya
Tak' lagi kumilikmu

Kau masih bisa melihatku
Kau harus percaya
Kutetap teman baikmu
Oo- uu-uu oh-haa
Aa-aa-aauuuuuuu
Aaa-aa- uu

🎶 Tulus—Pamit🎶

9. PENGUMUMAN

Senin pagi. Seperti biasa, upacara bendera diadakan dengan sangat khidmat. Walaupun masih banyak siswa yang datang terlambat. Ya, contohnya saja seperti si Julian. Anak teladan. Datang terlambat, pulang duluan.

Semua siswa yang terlambat, berbaris di depan semua orang. Ini yang dihindari kebanyakan orang. Malu, sudah tentu harus mereka terima. Apalagi jika Kepala Sekolah sudah memaki mereka di depan umum. Malu enggak? Malu enggak? Malu-lah, masa enggak? Pasti banyak yang kena mental!

"Ok, Bapak tidak akan membahas mereka yang datang terlambat. Atau menghukum. Biarkan BK yang menangani segalanya," ucap Pak Yuda. Kepala SMA Gita Mandiri.

"Bapak akan menyampaikan, pengumuman siapa saja, yang lolos yang berhak ikut Olimpiade Nasional nanti," ujarnya. "Dari beberapa siswa yang mengikuti seleksi. Semua nilainya beda tipis. Namun, cuma ada sepuluh orang yang memiliki nilai sempurna," jelasnya kemudian.

Semua siswa dan siswi berbisik satu sama lain. Ada yang biasa saja, berharap lolos, dan ada pula yang sudah pesimis duluan. Kalian selalu ada di tim mana nih?

"Gue yakin, si Bryan pasti dapat nilai tertinggi lagi!" ujar Drey. Yang berada di belakang Garry.

"Setuju! Siapa lagi kalau bukan dia coba? Paling Alvaro, sama Andres yang cuma bisa nandingin dia!" sahut Grady.

Bryan yang mendengarnya hanya biasa saja. Dan malah tampak sangat risih sekali. Ia tidak seperti apa yang mereka katakan.

"Eh, lihat deh si Julian. Lagi dihukum aja dia malah ngupil!" pekik Andres. Mereka mencari arah yang ditunjuk oleh Andres.

Benar. Walaupun dalam situasi seperti ini. Julian tidak akan lupa dengan kesempatannya. Ya, ngupil is life.

"Walaupun ada sepuluh orang. Dan, kalau pun dua orang itu tidak dipilih, serta peringkatnya tinggi. Kami semua sudah memutuskannya. Hanya nilai tertinggi dari setiap mata pelajaran saja, yang akan kami pilih," jelas Pak Yuda.

ALVAYA DANGEROUS [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang