Jam dua pagi dan aku masih terjaga
Ingin menghubungimu tapi tidak tahu
Harus berkata apa?
Sial, kau racuni pikiran
Kita dipisahkan keadaan
Ku menampar diri sendiri, agar cepat
Kembali ke bumi dan melupakan semua
Kesendirian ini menyiksa diriku perlahan
Kita dipisahkan kenyataan
Tak seharusnya aku kehilanganmu
Tak seharusnya aku merindu
Biarkan aku pergi, melawan hati
Terpuruk dan hancur tanpamu
Huu-uu
Huu-uu
Huu-uu
Huu-uu
Mengapa bayangmu terus ada, setiap ku memejamkan mata?
Semua kenanganmu membuat diriku tak bisa berpikir jernih
Tolong, keluar dari kepala, aku tak mau menjadi gila
Berpisah kita sakit, namun bersama kita lebih terluka
Mm-mm
Tak seharusnya aku kehilanganmu
Tak seharusnya aku merindu
Biarkan aku pergi melawan hati
Terpuruk dan hancur tanpamu
Tanpamu
Tanpamu🎶 Melawan Hati—Fiersa Besari 🎶
18. PENGAKUAN ANAYA
Sudah cukup lama Alvaro meredam kesedihannya sendirian. Sekarang, ia berusaha untuk bangkit. Dan mengikhlaskan semuanya. Tuhan pasti tahu mana saja yang baik dan buruk. Alvaro percaya, Tuhan akan memberikan karma yang setimpal.
Kini, ia menjauh dari semuanya. Ia lebih nyaman menyediri di tempat yang sunyi. Semuanya mengerti, tidak mudah bagi Alvaro melupakan segalanya.
"Bro, kita duluan ya," pamit Drey. Dan kemudian mereka pergi meninggalkan Alvaro sendirian di bawah pohon yang rindang.
"Iya," jawabnya singkat.
Hanya angin yang menemani hati yang terluka, berusaha mengajaknya bicara. Namun sayang, Alvaro tidak dapat melakukannya.
"Hai." Alvaro mengedarkan pandangannya. Mencari asal suara yang telah menyapanya.
"Hai," jawab Alvaro.
Anaya tersenyum, kemudian duduk di sebelah Alvaro. Matanya beralih menatap rupa Alvaro yang sedang tidak ada gairah. Lalu ia mencoba mengajaknya mengobrol. "Kak, udah. Jangan sedih lagi, kasihan Fara-nya. Nanti dia enggak akan tenang!" ucap Anaya. Alvaro masih diam, percuma saja Anaya bicara dengannya.
"Kak?!" Anaya masih berusaha, semuanya ia lakukan demi kebaikan Alvaro.
"Gue harus pergi," ucap Alvaro. Ya, sakit. Anaya dapat menerima sikap Alvaro.
Alvaro berjalan tanpa memandang wajah Anaya terlebih dahulu. Pikirannya masih belum jernih. Apa yang harus ia lakukan?
"KAK GUE SAYANG LO! GUE PEDULI SAMA LO!" teriak Anaya. Perasaannya sudah tidak bisa ia pendam lagi. Terserah Alvaro mau menyebutnya apa, yang jelas ia hanya ingin membuat Alvaro sadar.
Langkah Alvaro terhenti. Ia terdiam kaku, apa ia tidak salah dengar? Ia pun membalikan badannya, dan kemudian menatap Anaya.
Tubuh Anaya bergetar hebat, ia takut ucapannya menyinggung Alvaro. Hati tidak dapat dipaksakan, apalagi disatukan. Anaya takut kalau Alvaro malah marah terhadapnya.
Alvaro berjalan menghampiri Anaya. Pelan-pelan, mata mereka saling bertubrukkan. Saling mengerti, dan memahami diri mereka masing-masing.
"G-gue, juga sayang lo!" Pengakuan Alvaro membuat Anaya tercengang. Tanpa berpikir lama lagi, Alvaro memeluk erat tubuh Anaya. Dan Anaya membalas pelukannya.
Hanya ada kesunyian yang menemani, lepas sudah perasaan mereka berdua. Setelah ini, apakah mereka akan bersatu?
"Makasih, Nay. Gue enggak tahu lagi kalau lo enggak ada buat gue!" ucap Alvaro lirih. Baru saat ini ada cewek yang dapat membuat hatinya tenang. Selain Irish Mamah-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVAYA DANGEROUS [TERBIT] ✓
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) • PLAGIAT? MINGGIR! • HASIL PEMIKIRAN IDE SENDIRI. Sebagai laki-laki, Alvaro akan melakukan apa pun demi kebahagiaan adiknya. Serta menjadi pemimpin yang baik bagi Dangerous. Namun, dendam lama kini telah merusak semuanya...