24. DANGEROUS BERTINDAK

15 3 0
                                    


Tergoda aku 'tuk berpikir
Dia yang tecinta
Mengapa telah lama tak nampak
Dirimu di sini
Jangankan ingin kutersenyum
Tak ada gairah
Kuingin selalu bersamamu
Kini 'ku resah
Diriku lemah tanpamu
Ho-o-o-o ...
Gapai semua jemariku
Rangkul aku dalam bahagiamu
Kuingin bersama berdua selamanya
Jika kubuka mata ini
Kuingin selalu ada dirimu
Dalam kelemahan hati ini
Bersamamu aku tegar
Kini 'ku resah
Diriku lemah tanpamu
Ho-o-o-o ...
Gapai semua jemariku
Rangkul aku dalam bahagiamu
Kuingin bersama berdua selamanya
Jika kubuka mata ini
Kuingin selalu ada dirimu
Dalam kelemahan hati ini
Bersamamu
Jika kubuka mata ini
Kuingin selalu ada dirimu
Dalam kelemahan hati ini
Bersamamu
Aku tegar
Ho-o-o-o ...
'Ku tegar

🎼Tegar—Rossa🎼

24. DANGEROUS BERTINDAK

Akhirnya, mereka membawa dua cowok yang diduga pelaku penculikan Anaya dan Jihan ke kantor polisi. Di sini mereka akan ditanyakan atas motif apa melakukan hal tersebut.

Polisi terus mendesak agar pelaku mau memberitahu. Siapa yang telah menyuruh mereka melakukan hal itu. Tetap saja, mereka masih bungkam dan tidak mau bicara.

Terpaksa, polisi harus mengancam mereka agar mau bicara. "Baiklah, jika kalian tidak ingin bicara. Terpaksa kami akan memberikan hukuman yang lebih!" ucap Pak polisi.

Pelaku akhirnya angkat bicara. Mereka sepertinya sudah pasrah. Dan takut dengan ancaman.

"K-kami, disuruh oleh Pak Hans," ucap mereka. Mata Alvaro membulat, apakah ia tidak salah dengar? "Hans Keenan Wijaya!" tegasnya.

Alvaro tidak dapat mempercayai itu. Apakah itu benar ayahnya? Ayahnya yang melakukan semua ini?! Ah, ia tidak dapat memahami dan berpikir saat ini.

"Di mana Anaya dan Jihan sekarang?!" tanya Alvaro, sambil mendesak mereka berdua.

"M-mereka, ada di jalan Anggrek nomor 25. Di rumah kosong," jawab mereka.

Dangerous langsung meluncur ke tempat di mana Anaya dan Jihan disekap. Pasti mereka sedang menunggu pertolongan. Apalagi, sudah hampir lima hari tidak ada kabar.

***

Tepat dikediamannya, Hans—ayah Alvaro ditangkap. Bahkan, media datang untuk meliput kejadian ini. Tentunya Hans sangat bingung atas apa yang sedang terjadi. Semua orang tiba-tiba berada di depan rumahnya dan berkumpul. Emangnya mau bagi-bagi sembako apa?

Hans keluar dari dalam, ia terkejut ketika mendapati masa yang sudah banyak di pekarangan rumahnya. Polisi juga sudah menunggunya di depan pintu. Dan sekali lagi ia sangat bingung. Untuk apa semuanya datang ke rumahnya?

"Maaf, ada apa ya, Pak?" tanya Hans bingung.

"Selamat sore Pak. Kami dari pihak kepolisian, membawa surat penangkapan untuk Bapak," ucap salah satu polisi. Kemudian mereka menyerahkan secarik kertas kepada Hans.

"Lho, penangkapan atas tuduhan apa ya?" tanyanya lagi.

"Nanti kita akan menjelaskannya di kantor."

Terpaksa, Hans harus menuruti kemauan mereka. Ia masih berpikir keras dengan apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa ia ditangkap tanpa melakukan kejahatan apa pun? Ini sungguh begitu aneh.

***

Brak

Alvaro mendobrak pintu rumah kosong itu. Kemudian masuk dan langsung mencari keberadaan Anaya dan Jihan. Ia berjalan menyusuri Anaya. Namun sama sekali tidak menemukan mereka berdua di mana pun.

ALVAYA DANGEROUS [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang