29. KELULUSAN

32 4 0
                                    

Aku wanita
Yang punya cinta di hati
Ada dirimu dan dirinya
Dalam hidupku

Mengapa terlambat
Cintamu telah termiliki
Sedang diriku dengan dia
Tak begitu cinta

Mengapa yang lain bisa
Mendua dengan mudahnya
Namun kita terbelenggu
Dalam ikatan tanpa cinta

Atas nama cinta
Hati ini tak mungkin terbagi
Sampai nanti bila aku mati
Cinta ini hanya untuk engkau

Atas nama cinta
Kurelakan jalanku merana
Asal engkau akhirnya denganku
Kubersumpah atas nama cinta

Mengapa yang lain bisa
Mendua dengan mudahnya
Namun kita terbelenggu
Dalam ikatan tanpa cinta

Atas nama cinta
Hati ini tak mungkin terbagi
Sampai nanti bila aku mati
Cinta ini hanya untuk engkau

Atas nama cinta
Kurelakan jalanku merana
Asal engkau akhirnya denganku
Kubersumpah atas nama cinta

Hu-uu-uuu ...
Atas nama cinta

🎼Atas nama cinta—Rossa🎼

29. KELULUSAN

Hari yang begitu spesial bagi Alvaro. Setelah melaksanakan ujian selama tiga bulan lebih lamanya. Ia dinyatakan lulus dengan nilai yang memuaskan.

Perjuangannya telah rampung, selama tiga tahun menjalani kehidupan yang begitu rumit bersama para sahabatnya. Kini ia telah sampai di puncak terakhirnya.

Mengenakan jas hitam dibalut dengan dasi dan sepatu pantopel. Menambah aura ketampannya. Ia terlihat sangat gagah, manis dan juga berwibawa.

Siapa sih yang tidak suka dengan Alvaro? Banyak sekali yang mengantre untuk menjadi pacarnya. Ada yang mau daftar? Bisa hubungi Author ya!

Alvaro teringat ucapan Fras pada waktu itu. Apakah ia berani untuk menemui Papah-nya? Ngomong-ngomong, bagaimana sekarang kondisi Papah-nya, masih di penjara atau sudah dibebaskan? Mengingat, kalau pelaku penculikan itu bukan beliau.

"Pah, Alvaro mau ketemu."

***

Pagi-pagi, Alvaro sudah mengedarai sepeda motornya. Sebelum berangkat ke sekolah, ia menyempatkan untuk menjenguk Papah-nya. Kata karyawan Papah-nya, ia sekarang sedang berada di rumah. Karena kejadian itu yang membuat kondisinya down.

Masih terbesit rasa bersalah di benaknya. Bagaimana jika Papah-nya tidak mau memaafkan dirinya?

"Pah, Alvaro ke sana. Tunggu ya!" gumam Alvaro.

Tidak perlu waktu lama, akhirnya ia sampai di rumah sakit. Alvaro bertanya kepada salah satu suster, di mana letak ruangan melati nomor 09. Setelah mengetahuinya, kemudian ia berjalan mencarinya.

Sudah mencari, namun ia belum berhasil menemukan. Tinggal satu kamar yang menjadi tujuannya. Langsung saja, ia melihat dari jendela luar. Hanya ingin memastikan. Dan ternyata benar.

Alvaro menatap lekat, laki-laki yang sedang terbaring lemah itu. Wajahnya sudah hampir keriput, mungkin karena faktor usia. Perlahan, ia masuk dan segera menemuinya. Ia sedikit ragu, dan juga tidak tahu malu.

"Pah?" panggilnya perlahan. Alvaro tak bisa menahan rasa sesaknya. Hatinya terenyuh, hancur, bagaimana bisa selama ini ia membenci orang yang sudah berjuang untuk hidupnya?

ALVAYA DANGEROUS [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang