Noren: Jahat

12.7K 271 6
                                    


Pagi ini Renjun terbangun dengan wajahnya yang tetap menggemaskan seperti biasa.

Mendapati pacarnya tidak ada di ranjang, dia bangkit berdiri mencarinya.

"Jen- hoamm.." Panggil nya sambil menguap.

"Jeno!"

"Kamu ngapainnn?" Tanyanya panik.

Jeno dengan senyum khasnya pun menjawab, "Aku masak. Aku udah belajar kok."

Mata yang tadi hanya terbuka separuh pun terbuka sepenuhnya karena Jeno.

"Belajar apa, aegii?? Kamu ga pernah les masak kok. Ini udah pakai-"

"Udah." Potong Jeno seakan bisa membaca pikiran rubah mungil itu.

"Ck." Decaknya kesal.

"Kamu daripada masak, harusnya beli- stop. Harusnya kamu bangunin aku aja tau ga sih? Aku kan jadi bangun gara gara kamu. Aku mau masih peluk peluk kamu, Jenoo...."

Lelaki yang lebih muda memeluk Renjun dari belakang.

"Maaf. Aku kira aku bisa membuat kejutan untukmu. Aku juga kasihan, kenapa harus kamu terus yang memasak? Kan ada aku disini."

Hening sesaat.

Renjun mematikan kompor, memang sudah matang nasi gorengnya.

Berbalik, lalu menangkup wajah pacarnya.

"Tidak perlu. Hanya dengan pelukanmu saja, aku sudah merasa bahagia. Aku tidak akan kelelahan. Oke Jeno??"

Yang diajak bicara menganggukkan kepalanya. "Tapi aku ingin memasak untukmu."

Renjun menghela nafas. "Kamu ingat teflon gosong itu, Jen? Ya. Bukan hanya gosong, dia rusak. Apa kamu mau buang uang untuk ini?"

Jeno tersenyum. "Aku mau. Aku akan membuang semua uangku untukmu."

"Cih, dasar."

Renjun melepas pelukan Jeno, lalu menyiapkan nasi gorengnya ke piring.

"Aku nanti pulang terlambat ya? Makan malam duluan, jangan menungguku."

Renjun memajukan bibirnya. "Ingat, jangan menungguku, sayang. Aku tidak suka melihatmu ketiduran seperti itu lagi. Dengarkan aku."

Sang rubah mengangguk pelan. Huh!

Pulang telat? Lalu dia sendirian disini?

"Jen,"

"Hm?"

"Aku main sama Haechan ya?"

Lelaki itu mendongak. "Main kemana?"

"Jalan jalann!"

"Hummm. Aku bosannn. Boleh ya?"

Jeno tersenyum, "Iya, boleh. Jangan nakal ya?"

*
*
*
*
*

"Gendut! Temenin aku ya?"

"Ck. Kenape lagi? Kagak kagak. Aku mau jalan sama ayang ku dulu."

"Aaaaaa Chan...."

"Jangan lupa beli sosis bakar itu."

"Iya iya, ah. Bisanya buang uang saja."

"YAK! LEE-"

"Tut."

Senyuman puas terpatri di wajah cantiknya. Dengan cepat ia mengganti baju, karena sudah mandi tadi.

Lalu berangkat dengan menggunakan taksi.

Matanya membulat saat tau manusia yang bicara dengannya tadi ada di depan stand sosis bakar.

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang