Norenmin: Anak

4.1K 169 1
                                    


"Plak!"

"Sialan, Renjun!"

"Anak kita- itu anak kita?"

"Renjun! ARGHH!! Aku akan pergi, Jen."

"Brak!"

Renjun menangis kuat. Dia tidak bisa menahan kenyataan ini.

Fakta bahwa dia baru keguguran.

Jaemin marah besar, sedangkan Jeno diam dengan tatapan kosong.

Dia harus kehilangan seorang anak. Ini semua salahnya.

Kenapa dia tidak tau dari awal!
Kenapa dia begitu bodoh!

Beratus ribu kata maaf tak membuat rasa bersalahnya berkurang.

Kehidupan 3 tahun pernikahan mereka hancur karenanya. Jaemin yang paling menantikan kehadiran seorang anak. Dia sangat menantikannya.

Dan kehidupan yang sekarang ia jalani berbeda.

Jaemin dan Jeno yang mendiamkan nya.

Tidak apa-apa, ini salahnya. Renjun bisa menerima ini.

"No? Mau kemana?"

Jeno menengok singkat. "Pergi." Jawabnya acuh.

Sedangkan Jaemin? Dia selalu pulang malam. Bahkan pagi.

Hanya Jeno yang masih ingin seranjang dengannya. Walau tak ada lagi pelukan. Tak ada lagi kecupan atau kata kata manis.

Jaemin tidur di kamar yang tadinya baru akan dijadikan kamar anak mereka.

*
*
*
*
*

Jaemin baru pulang dari club malam ini. Bau alkohol menguar dimana mana.

Dia masih membawa sebotol minuman dan duduk di sofa.

Renjun menatap pintu yang terbuka dan Jaemin bergantian.

"Na..."

Jaemin menepis tangan Renjun kasar.

"Jangan memanggilku seperti itu, Renjun."

Renjun menarik nafas. "Baiklah. Kita bersihkan dulu dirimu ya, Jaem."

Jaemin menendang meja di depannya yang langsung membuat tubuh mungil Renjun tersentak.

Jaemin menarik tubuh Renjun duduk di pangkuannya dengan kasar.

Dia mengusap pipi Renjun. Lelaki rubah itu terbatuk batuk karena bau tidak sedap dari tubuh suaminya.

"Begini ya, Renjun. Semua hal buruk yang terjadi di pernikahan kita itu terjadi padamu. Ingat dulu aku dan Jeno berebut? Andai tidak ada kamu, aku tidak akan berkelahi dengan Jeno waktu itu dan masuk kantor polisi untuk semalam.

Andai tidak ada kamu, kehidupan ku dan kekasihku dulu juga baik baik saja. Aku kira setelah kita menikah, masalah akan segera selesai, sayang."

"Tidak. Semua tidak ada gunanya. Kita tidak memiliki keturunan karena otak bodohmu tidak menyadari ada kehidupan di sana."

"Anak kita yang bahkan aku dan Jeno belum dengar keberadaannya, harus mati karena ibunya-"

"Grep."

Renjun yang menangis tanpa suara hanya bisa mengikuti alur Jeno.

Jaemin berdiri dengan tampang berandal nya.

"Semua yang ku katakan benar, Jen. Apa masalahmu?"

"Bugh!"

Renjun berjengit, melindungi tubuh Jaemin yang tersungkur di lantai. Dia sedang mabuk kan?

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang