Tuan (s)

824 34 0
                                    

Berdasarkan request
Renjun Harem
× Yuta × Johnny × Jaehyun

Hari ini hari ke 26 Renjun bekerja. Dia mulai terbiasa dengan segala sifat tuannya.

Pertama Johnny adalah orang yang manja dan tidak pernah marah padanya sama sekali.

Kedua Jaehyun itu orang yang suka membelikan dia banyak barang, walau barang itu tidak berguna. Seperti sandal rumah berbentuk rubah untuk dia atau segala gawai modern yang Renjun pun tak tahu bagaimana cara pakainya.

Terakhir Yuta, awalnya Renjun hanya menuruti permintaan tuan itu, tetapi lama kelamaan permintaan Yuta semakin aneh. Ditambah dia yang punya masalah emosional bikin Renjun tidak tahan, beberapa kali mereka adu mulut karena masalah sepele.

Pernah Yuta meminta Renjun membuatkan kopi jam 3 sore, saat itu dia belum pulang dari kantor. Tentu Renjun langsung membuatkannya. Yuta baru pulang dua jam kemudian, dia emosi karena kopinya sudah dingin padahal itu bukan salah Renjun juga.

Akhirnya mereka bertengkar walaupun kemudian kembali seperti semula.

Hari ini Johnny harus pergi keluar kota karena urusan pekerjaan. Jaehyun pun lembur di kantornya sejak kemarin. Mereka berdua menelpon Renjun berkali-kali padahal Renjun pun sedang membereskan rumah.

"Jun," panggil Yuta.

"Iya tuan."

Dia diam sejenak sambil memijat kepalanya. "Bisakah kamu membuatkan aku ramyeon?"

Renjun agak terkejut, tidak biasanya Yuta berbicara dengan sopan.

"Baik tuan."

Dia segera pergi ke dapur dan membuatkan mie yang sedap untuk si tuan. Dari tadi juga Renjun memperhatikan sepertinya Yuta sedang ada masalah.

Makanan siap, dia membawa makanan itu ke lantai atas.

Di tangga, telinganya menangkap pembicaraan telepon Yuta dengan seseorang. Sampai di depan pintu dengan kedua tangan yang penuh, Renjun berdiri bingung, bagaimana cara dia mengetuk pintu?

Di tengah kekalutan pikirannya, Yuta yang di dalam ruangan, berlari keluar dengan cepat sekali tanpa memperhatikan bahwa Renjun di balik pintu.

Suara jeritan sakit menggema, mangkuk mie jatuh ke lantai menjadi berkeping-keping, rasa terbakar memenuhi tangan dan dadanya, Renjun terpaku begitu juga dengan Yuta.

"Kenapa kamu berdiri di pintu, hah!" bentak Yuta frustasi.

Si mungil tak bisa berkata apa-apa karena menahan rasa sakit.

"Njun, Injun, ada kotak P3K di dekat dapur. Kamu ambil, oke? Ngerti, kan?"

Tak ada jawaban membuat Yuta mengguncang tubuh Renjun dengan kuat.

"Njun, kamu dengar atau tidak?!"

Ia hanya mengangguk patah-patah, Yuta lalu berlari keluar pintu dan mengendarai mobilnya entah ke mana.

Napas Renjun beradu cepat, dia bingung, otaknya berhenti berputar. Entah apa yang harus ia lakukan. Terlalu banyak yang harus ia lakukan. Membereskan pecahan? Membersihkan mie yang tumpah? Menyembuhkan dirinya? Mana dulu?

Sambil merasakan rasa perih menggerogoti kulit, Renjun pergi ke dapur sambil mencari kotak P3K, tetapi tidak ia temukan. Jadi sekarang ia membasahi tangannya dengan air selama 5 menit. Tetesan air mata pun ikut turun, dia melihat kulitnya yang tak lagi indah dan mulai berwarna kemerahan, melepuh, ah sangat tidak menarik.

Bagaimana jika tiga tuannya tak lagi mencintai dia? Bagaimana jika dia dibuang setelah ini?

Renjun memukul rasa perih di tangannya karena frustasi. Dengan memukul seluruh bagian tubuh yang terasa sakit, ia berharap luka bakarnya menghilang.

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang