Jaemren: Cat

1.4K 116 5
                                    

"Pekerjaanku sangat banyak.. Aku lelah." Kata kata itu keluar dari mulut pemuda tampan berusia 22 tahun yang sedang bekerja lembur di kantornya.

Sangat banyak.
Tangannya lelah, tapi tidak bisa berhenti mengerjakan ini.

Hanya tinggal dia seorang, harusnya dia pulang pukul 6. Tapi sekarang saja pukul 11 malam.

Jika di kerjakan di rumah, dia hanya akan tambah mengantuk. Kenapa? Karena suasana rumah sangat nyaman. Dia hanya akan tertidur di meja.

Lebih baik disini.

"Hhoam.."

"Aku harus cepat... Setidaknya tumpukan yang ini harus selesai, dan yang sana selesai setengah. Aku besok berangkat sedikit lebih awal." Gumamnya.

Matanya mulai terasa perih setelah 45 menit bekerja. Sudahlah. Dari pada besok ia bangun kesiangan.

Pemuda itu membereskan barang barangnya. Menggeleng setelah menguap.

"Aku sangat lelah.. Dan harus menghemat uang. Jadi harus berjalan kaki. Bukankah itu hebat?" Kaki jenjangnya melangkah keluar gedung. Jalanan sepi, bulan bersinar terang.

Tubuhnya mundur ke belakang setelah tiba tiba melihat kucing kecil melompat ke hadapannya.

Berdecak, melanjutkan jalannya.

"Oke. Kamu mengikutiku." Katanya.

Dia membalikkan tubuhnya, menatap kucing kecil yang tengah duduk itu. "Aku mau pulang dan aku sangat kelelahan. Jadi ijinkan aku pulang dengan tenang, sendirian. Dan aku juga mengijinkan mu pulang."

Kepalanya miring ke kanan sebagai tanda bingung. Pemuda itu tak menghiraukan. Dia berjalan. Kembali berdecak karena tau si kucing kembali mengikutinya.

"Aku bilang pulang... Ah- jinjja. Aku sangat lelah, kucing.."

"Meow.."

Jaemin menggeleng. "Tidak. Aku tidak akan membawamu pulang. Aku bersumpah akan me- sialan."

"Miauw!" Kucingnya seakan terkejut badan kecilnya diangkat mendadak.

Dia bukan anak kucing tapi badannya begitu mungil.

Kucingnya ya?

"Aku akan membawamu ke Pet Home hari minggu. Aku punya pekerjaan, kamu tau?"

"Meoww.." Bulu lembut si kucing dapat ia rasakan karena dia sedang berguling di tangannya.

Bentuk permintaan maaf?

"Makan apa kamu? Aku harus beli apa? Susu?"

Akhirnya sampai juga di rumah. Jaemin masuk, menaruh kucing itu di lantai. Sementara dia melihat apakah ada susu untuk kucingnya.

"Meow."

"Hmm. Aku sedang sibuk mengurus hidupmu."

Jaemin menemukannya. Mengambil mangkuk kecil, mengisinya dengan susu.

Baru meletakannya di bawah, jaemin mendengar suara kucingnya. Terdengar kesal.

"MIAW! Grr..."

"Yak. Pabo ya.."

"Kamu kenapa bermain di sana? Sekarang tersangkut kan."

Renjun bermain di pojok pintu. Terjepit di antara lemari dan pintu kamar. Jaemin mengeluarkannya dengan mudah sambil menggeleng. "Bodoh sekali."

"Minum susumu. Dilarang masuk kamarku, jangan sampai.. Aku melihat rumahku berantakan besok. Tidur." Setelah berkata seperti itu, Jaemin mengalihkan tatapannya di si kucing yang menatapnya. Dia pergi ke kamar, tak lupa menutup pintu.

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang