Jaemren: Cat

1.1K 99 4
                                    

Renjun sangat kelelahan. Masih sesenggukan selama 3 menit perjalanan lalu tertidur.

*
*
*
*
*

Sungguh lega rasanya pulang bersama Renjun. Dia tidak akan kehilangan si cantik lagi. Tidak boleh.

Jaemin mengusap surai Renjun, ternyata gerakan usapannya membuat si kucing terbangun.

"Maaf membangunkan mu."

Renjun melirik luka di tangan jaemin yang disebabkan olehnya. "mianhae, master.." Katanya pelan.

"Tidak, jangan. Ini salahku. Injunie mau mandi dulu?"

Renjun mengangguk. Tidak dibiarkan berjalan sendirian ke kamar mandi. Malah jaemin yang memandikan nya, ya.. Tidak semuanya sih. Kadang jaemin hanya melihatnya saja.

Selesai mandi, renjun disuruh menunggu di kamar. Jaemin mengambil kotak kesehatannya.

Renjun menatap rumah Jaemin yang terlihat berbeda. "Aku berhenti." Jaemin masuk kamarnya sambil tersenyum.

Menyuruh renjun duduk.

"Sakit sekali ya? Maafkan aku."

Renjun mengendus aroma tidak enak dari botol berwarna kuning itu. "Ini obat untuk mengobati lukamu."

Renjun menegakkan telinganya. Penasaran. "Akan sedikit sakit mungkin.. Tahan ya."

"meoww?" Renjun tidak merasakan sakit sama sekali.

Dia merasa nyaman. "Tidak sakit? Ceritakan padaku apa yang terjadi."

"Injun pergi.. Tidak mau sama master. Injun ke taman yang jauh. Injun makan roti dari teniee. Lapar..."

"Lapar?"

Renjun memekik sakit ketika luka lainnya diobati. Sangat perih. Dia tidak menyukainya.

"Maaf.."

"Master terluka juga."

"Aku tau. Tapi nanti saja. Kamu harus-"

"Tapi master terluka karena injunie.." Jaemin menghela nafas lelah karena renjun bangkit perlahan menaiki dirinya.

"mianhae master.."

Jaemin mendesis pelan begitu sekali lagi, renjun mengobati lukanya dengan cara dijilat. Memang tidak sakit, tapi lidah renjun agak sedikit menyakitinya.

Hanya sedikit.

"Sudah, njun? Sudah ya.."

Renjun mengangguk, menatap Jaemin. "Lapar kan? Ayo kita makan."

*
*
*
*
*

"Masterrr!!"

"Kenapa njun?"

"Master injun mau liat punya master lagi."

Jaemin mengernyit. Menaruh Hpnya di sofa. "Apa maksudmu, njun?"

Renjun menaruh tangannya di rambutnya. "Kata tennieee, rasanya sakit kalo injun udah gede besok. Katanya sakit kalo punya master besar. Makannya injun mau liat lagi. Mungkin punya master jadi kecil."

Senyum gemas dapat renjun lihat dari tuannya. "Aku akan berusaha membuatmu tidak kesakitan, injun ah." Tangannya menarik renjun untuk duduk si pangkuan nya.

"Aku tidak akan membuatmu kesakitan. Setidaknya untuk yang pertama kali."

Renjun menghela nafas. Telinganya agak menurun karena sedih. Dia ingin segera dewasa. Kenapa harus seperti anak kecil terus.
Ki bhumi dewasa. Injunie mau makan apa hm? Aku akan membuatkan untukmu."

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang