Markhyuck: Pak Lee

893 29 0
                                    


Haechan suka. Sejak awal dia menyukai Mark. Mark, dosen di universitas tempatnya belajar lebih jauh. Tapi melihat betapa sempurnanya ciptaan Tuhan itu, membuat Haechan mengubur perasaannya dalam dalam.

Mark tampan, sangat pintar, dia memiliki banyak uang. Sedangkan Haechan? Orang tuanya bercerai. Ibunya, Ten bekerja di China sepertinya mereka tidak kuat LDR terlalu lama. Ayahnya mulai sering mabuk mabukan, menghabiskan uang mereka.

Jadi sekarang Haechan sendirian, merantau tanpa uang apa pun. Melamar kerja paruh waktu dimana mana, tidak ada yang mau menerimanya.

Hanya satu tempat. Ini milik temannya, bar. Bar milik Jaemin yang sudah menjadi temannya sejak lama.

Tentu dia tau semua masalah keluarga Haechan. Tapi tidak tau soal Haechan yang menyukai dosennya sendiri.

"Chan! Aaah ngalamun apa lagi?" Jaemin mengguncang tubuh haechan karena sudah 3 kali memanggil tetap tak ada jawaban.

"Kurang gajinya? Disuruh pinjem duit aja ga mau."

"Berisik jaem. Ganggu halu aja. Minggir lah!" Bocah itu mendorong tubuh Jaemin karena ada pesanan minuman, dan dia harus mengantarnya.

"Oke su."

"Anjing Chan. Yang lengkap ga bisa lo? Soodam aja susah banget."

Haechan tersenyum cerah lalu mengantarkan pesanan ke satu meja. "Jeno?"

"Haechan?! Wahhh udah gede ya sekarang."

Haechan mencebik kesal. Jeno itu tantenya apa gimana? "Sama siapa kesini? Awas injun marah loh."

"Yeee. Aku kesini justru sama injun. Dia kan bentar lagi ulang taun." Ucapan itu dibalas nada bingung oleh haechan.

Bahkan ulang taun renjun sudah lewat 4 bulan yang lalu. Ulang taun jeno apa lagi. Anniversary mereka jauh apa lagi.

"Eh, acara apa ya? Ya gitu deh. EMANG GA BOLEH MINUM GITU?!" Bentak Jeno malah.

Haechan hampir melempar gelas berisi itu pada temannya. "Gila lo jen."

Haechan kadang tidak mengerti dengan keadaan. Tapi dia dipaksa mengikutinya. Ah jadi dia harus apa?

"Ah... Giliranku sama injun masih besok. Awas aja kalo Jeno bikin injun ngambek lagi. Aku yang susah." Kata Jaemin pada haechan. Melihat Jeno yang dengan bebas menempeli kekasihnya juga. Dan renjun yang kelewat polos, melambai pada Jaemin.

Kan jadi makin cemburu.

"Jam, ada satu orang penting dateng loh. Lagi di kamar tapi ga sama siapa siapa. Maunya sendirian. Cuma minta minum. Gila ya?"

"Jam jem jam jem, emang gue- dahlah. Siapa orangnya?" Jaemin meneguk minumannya lagi. Sedikit penasaran.

"Gatau. Ganteng pokoknya. Chan, anterin ya?" Gadis itu tersenyum manis. Tentu diangguki haechan. Ini pekerjaannya.

Orang itu sepertinya sedang stress. Haechan bahkan memerlukan troli untuk membawanya. Dan, tebak apa? Orang itu butuh teman minum. Jadi Haechan lah yang jadi 'temennya malam ini.

Agak heran. Ya sudah lah. Orang orang memang memiliki keanehan.

"Tok tok tok."

Haechan masuk. Tiba tiba merasa gugup. Tapi berusaha menenangkan diri. Dia harus tenang... Jangan membuat kesalahan. Ini pertama kalinya dia kontak dengan customer.

"Pak LEE?!" Haechan menutup mulutnya serta mundur beberapa langkah. Yang disebut Lee itu mendongak. Menaruh rokoknya. "Apa aku mengenalmu?"

Haechan mengangguk. Masih dalam keterkejutannya. "Aku muridmu!" Tanpa sadar menaikkan nada bicaranya.

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang