9.

1.1K 209 24
                                    

"I found someone that I want to annoy for the rest of my life."

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar saat Tara sedang fokus menatap layar komputernya. Cuti seminggu lumayan meninggalkan banyak kerjaan yang harus ia selesaikan.

"Masuk." suruhnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputer.

"Permisi, Pak..." ucap orang itu saat membuka pintu kemudian masuk ke ruang kerja Tara.

Mendengar suara yang terlampau familiar membuat Tara menoleh, ia bisa melihat orang itu tersenyum dengan penuh arti.

"Mending lo mingkem, serem gue lihatnya..." Tara bergidik ngeri memandang wajah orang yang kini sudah mendudukkan diri dengan nyaman di kursi depannya.

"Akhirnya nikah juga. Diem-diem mengejutkan juga lo, Mas." Sarkas orang itu.

"Dari pada lo, punya tunangan tapi nggak nikah-nikah." Balasnya meledek.

Orang itu—Mahesa, terkekeh pelan mendengar ledekan Tara. Ia tidak merasa tersinggung apalagi marah, toh apa yang dikatakan Tara memang benar.

"Kenalin kali istrinya, sok misterius banget. Nikah aja nggak ngundang-ngundang."

"Biar lebih khidmat acaranya, kalau ngundang lo dijamin bakal rusuh soalnya." Elak pria itu bergurau.

"Ya kan gue penasaran kali, Mas. Siapa perempuan yang akhirnya menjadi pemenang hati seorang Regantara Samudera? Pria yang gagal move on bertahun-tahun lamanya?"

"...Eh, sekarang udah move on kan ya?" Tambahnya dengan nada ledekan yang terdengar jelas.

"Berisik lo! Emang udah paling bener gue nggak ngundang. Bakal hancur acara gue."

Mahesa tertawa puas, dirinya dan Tara sudah mengenal bahkan sejak pertama kali ditempatkan di kantor wilayah. Masuk diwaktu yang bersamaan dengan posisi yang berbeda, membuat mereka sering berinteraksi dan akhirnya menjadi teman melebihi rekan kerja yang lain.

"Gue kenal orangnya nggak, sih?"

Pertanyaan sederhana itu membuat Tara terdiam. Pikirannya kembali mengingat saat Mahesa menelpon Kallula dengan sengaja untuk mengajak sarapan bersama. Dan Tara yakin dari pembicaraan yang didengarnya, itu bukan kejadian pertama—keduanya pasti sudah sering bertemu diluar jam kerja.

'Sebenarnya mereka sudah sedekat apa?'

'Haruskah ia bertanya pada Mahesa?'

Tanpa sadar Tara mengalami pergulatan batin.

"Mas?" Panggilan dari Mahesa menarik kesadaran si atasan dari pergulatannya.

"Apa?"

"Dih, ngelamun. Mikirin istri lo? Baru juga tengah hari, ahelah..."

Tara hanya tersenyum simpul, istri ya? Benar-benar seperti mimpi. Ia bahkan sempat dikejutkan tadi pagi dengan sosok Kallula—istrinya sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan dijam setengah enam pagi. Padahal seingatnya perempuan itu bukan morning person. Jadi, apa istrinya itu sengaja bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan mereka?

Lagi dan lagi, Tara mengembangkan senyuman tanpa ia sadari. Hanya memikirkan hal seperti itu saja hatinya dengan mudah menghangat menghantarkan perasaan senang yang sudah lama tidak dirasakannya. Mahesa yang masih berada di depan atasannya itu di buat terdiam. Ia bahkan dengan lebay mengusap kedua lengannya menggambarkan bagaimana efek merinding yang dirasakan saat atasannya itu tersenyum seperti orang bodoh.

XOXOSOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang