XOXOSOS!

Epilog

Meskipun berlangsung alot, Jenah berhasil menyelesaikan kasus yang ditanganinya dengan baik. Karena kasus kekerasan dalam rumah tangga Haidar terkuak, satu persatu kasus lainnya ikut terungkap; korupsi dan suap, yang tentu saja banyak melibatkan pejabat maruk di dalamnya.

Sekali lagi, Jenah Anindira berhasil membuktikan kehebatannya. Yasmin menang dengan gugatannya, selain harta gono gini perempuan itu juga berhak mendapatkan bayaran denda dari suaminya. Nominal besar yang bisa dijadikan modal untuk memulai kehidupan yang baru di Jerman--negara yang menjadi pilihan perempuan itu untuk kembali menata hidupnya.

Kehamilan Riri sudah memasuki trimester akhir. Jupri yang merasa khawatir harus meninggalkan istrinya saat bekerja, meminta sang ibu mertua untuk menemani gadis itu di rumah. Riri sendiri masih aktif bekerja, tidak lagi mengendarai mobil sendiri melainkan menggunakan jasa supir yang disediakan suaminya.

Jery sudah move on sepenuhnya dari Kallula. Kini pria itu sedang gencar mendekati pegawai pindahan yang baru saja sebulan aktif di cabang mereka. Belajar dari kesalahannya, kini pria itu berniat bergerak cepat tanpa mau menunggu lama--tidak ingin kejadian ditikung teman atau atasannya terjadi lagi. Jery kapok.

Bumi masih betah sendiri. Masih sering mencari pasangan melalui applikasi dating, masih suka menggoda Riri dan beradu bacot dengan Kallula. Meskipun begitu, Bumi adalah orang di garda terdepan saat kedua temannya itu membutuhkan bantuan. Bahkan di saat Riri ngidam rujak di jam satu malam, pria itu rela mengelilingi Jakarta demi menuruti kemauan si ibu hamil.

Mario dan Omira, siapa sangka kedua manusia lemot ini akan berakhir bersama? Tentu saja kabar itu membuat yang lainnya terkejut. Mereka tidak menyangka kalau ternyata selama ini Mario diam-diam menyimpan rasa untuk Omira si tukang julid. Meskipun begitu, tidak ada yang berubah. Geng gibah for lyfe masih kompak dan semakin kompak.

Mahesa, pria pertama yang berhasil menjungkirbalikkan dunia Kallula akhirnya memilih pindah. Masih bekerja di perusahaan yang sama, namun di wilayah yang berbeda yaitu Bali. Kepindahannya yang mendadak tentu saja mengejutkan Tara dan Kallula, keduanya bahkan mendatangi Mahesa dan meminta pria itu untuk tetap tinggal. Karena bagaimana pun, Mahesa itu teman terdekat Tara dan juga teman berbagi cerita Kallula.

Meskipun berat, akhirnya Tara dan Kallula melepaskan kepindahan Mahesa. Mereka bahkan ikut mengantarkan Mahesa ke bandara, Kallula menangis merasa kehilangan satu teman baiknya sedangkan Mahesa tertawa pelan dan berjanji akan sering berkunjung ke Jakarta saat liburan nanti.

Tara dan Kallula, mengambil jatah cuti mereka selama seminggu untuk berlibur dan berbulan madu. Bukan ke Jepang, bukan juga ke Pragu. Keduanya memilih untuk berlibur ke Malang dan berburu sunrise di Gunung Bromo; satu keinginan Kallula yang ingin diwujudkan sang suami. Setelah menghabiskan dua malam di Surabaya mengunjungi rumah orang tua Kallula--keduanya bertolak ke Malang mengendarai mobil sendiri dihari ketiga.

Di hari keempat akhirnya Kallula berhasil mewujudkan keinginannya. Sunrise di Gunung Bromo ternyata lebih indah dari bayangannya, perempuan itu merasa takjub dengan mata yang penuh binar. Tidak hanya menikmati sunrise, mereka juga melakukan piknik dan sarapan di sana. Dinginnya cuaca gunung, membuat segelas air jahe panas terasa sangat nikmat saat melewati kerongkongan.

"Dek..." Panggil Tara.

"Hm?" Gumam Kallula yang baru saja menandaskan air jahenya.

"Nambah?"

Kallula mengangguk. "Iya, Mas. Aku nggak tahu kalau air jahe bisa seenak ini." Perkataan perempuan itu membuat Tara tertawa, kemudian si pria kembali mengisi cangkir kosong istrinya dengan air jahe.

Setelah meletakkan termos berisi air jahe, Tara mengeluarkan sesuatu dari keranjang makanan mereka. "Nih, cobain." Suruh pria itu menyodorkan sebuah kue bolu berbentuk seperti muffin.