"Even the smallest lie can break the biggest trust."
➿
"Burger." Kallula meletakkan paper bag besar berisi burger dan soft drink yang sengaja dibelinya tadi saat berhenti di rest area.
"YASSS!!!" Pekik Mario dan Omira kegirangan. Dua manusia sepantaran itu kemudian sibuk mengeluarkan satu persatu bungkusan dari dalam paper bag.
Bumi celingukan melihat kanan kiri dan belakang Kallula, "Laki lo mana?" Tanya pria itu saat tidak menemukan sosok yang dicarinya.
"Nggak ikut, kebetulan doi udah ada janji sendiri." Jawab Kallula. Perempuan itu membaringkan dirinya dengan santai berbantalkan paha Bumi. Saat ini mereka sedang berada di Kebun raya Bogor. Dengan beralaskan tikar, beratapkan dedaunan pohon rindang dan beberapa keranjang makanan--mereka menikmati piknik dadakan itu.
Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Kini Kebun Raya Bogor juga menjadi salah satu destinasi wisata diakhir pekan, selain tempatnya yang teduh dan cocok untuk bersantai, harga tiketnya pun relatif murah.
"Si bos ngijinin lo nyetir sendiri ke sini?" Dan Kallula mengangguk. "Setelah gue bujukin, sih. Tadinya doi nggak ngasih karena jauh katanya. Dia malah mau nyuruh si Yusuf buat nganterin gue. Yakali, nggak enaklah gue."
"Coba bilangnya dari semalam Mbak, kan bisa bareng aja sama kita." Sambung Omira yang sedang mengunyah kentang gorengnya. Omira, Mario dan Jery datang bersama menggunakan mobil Jery sedangkan Bumi menggunakan mobilnya sendiri.
Kallula mengeluarkan ponsel dari dalam sling bag yang dibawanya, mengetik beberapa kata di applikasi pesan dan mengirim kabar pada sang suami. Setelahnya ia membuka pesan masuk yang ternyata dari Riri.
"Si Riri nggak jadi datang, mendadak kleyengan, nggak bisa makan katanya." Ucap Kallula memberitahukan isi pesan yang baru diterimanya.
"Salah makan mungkin," Celetuk Jery yang sedang menyetem senar-senar gitarnya.
"Nanti baliknya bareng gue aja, biar si Mario yang bawa mobil gue." Usulan Bumi diangguki setuju Kallula dan ancungan jempol dari Mario.
"Mbak, pokoknya gue masih sebel sama Bapak." Sewot Omira tiba-tiba, gadis itu kini duduk bersisian dengan Kallula. "Huh? Kenapa gitu?" Bingung Kallula. "Kenapa sih Bapak tuh ngasih pertunjukan heboh pas gue lagi cuti? Kan jadi ketinggalan moment guenya. Udah nggak lihat Mbak make gaun pengantin, terus ketinggalan adegan menggemparkan pula..." Protes Omira dengan wajah yang tertekuk sebal.
"Astaga, hahaha. Gue kirain apaan, hei!"
"Dia masih sebel, Mbak. Soalnya pas masuk anak-anak langsung pada heboh nyeritain ke dia," Sahut Mario tertawa geli melihat ekspresi Omira.
Suara petikan gitar yang dimainkan Jery membuat Kallula, Bumi, Mario dan Omira menaruh fokus padanya. Jery tertawa pelan saat Bumi mengeluarkan suara seraknya mengikuti bunyi gitar seakan sedang berlatih vokal.
"Anjir, suara lo. Mending diem, deh!" Ledek Kallula menutup telinganya. Pria itu mendelik kesal, "Ngaca! Suara lo juga sama berantakannya kayak gue kalau nyanyi." Balas Bumi.
"Enak aja--" Kallula mengelak, "--seengaknya ya, nilai gue pas karokean masih lebih tinggi dari lo, bangsul!" Perempuan itu tak terima disamakan.
Yang lain hanya bisa tertawa melihat dan mendengar perdebatan diantara keduanya yang sudah terlalu sering terjadi. Jery melanjutkan memainkan senar gitar, diikuti Omira bernyanyi dengan suara manisnya dan Mario dengan sok taunya mengiringi dengan tepukan diatas kaleng biskuit.

KAMU SEDANG MEMBACA
XOXOSOS!
FanfictionKallula Maheswari, si budak korporat yang diam-diam menyimpan rasa pada si manajer namun secara tiba-tiba menjadi istri si pemimpin divisi. Another story of Ten and Lisa. Alternative universe Happy Reading! ©️SkylaR 🍂