"I love every moment with you."
➿
Kalau boleh memilih, dibanding harus mengikuti gathering kantor—Kallula akan lebih memilih menghabiskan akhir pekannya bergelung dengan guling dan selimut di atas kasur. Kegiatan wajib yang selalu diadakan setiap tahun itu biasanya diikuti oleh karyawan kantor cabang dan kantor kas. Tapi untuk tahun ini, karyawan kantor wilayah pun ikut serta dalam gathering tahunan tersebut.
"Boleh ijin aja nggak, Pak?" Rengek Kallula saat dirinya selesai menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa besok. Meskipun hanya sehari, tetap saja ia harus membawa baju ganti dan keperluan lainnya.
Tara menyesap pelan teh buatan sang istri. "Kenapa emang? Mau kemana?"
"Nggak kemana-mana, sih. Cuma males aja. Bapak sih enak, nggak perlu ikut. Bos mah emang beda..." Keluhan istrinya itu ditanggapi Tara dengan senyuman simpul.
"Ikut aja, lagian kamu ngapain juga di rumah?"
"Tidur, hehe." Jawab istrinya dengan cengiran. "Lagi pula saya mana boleh bolos, Pak. Bisa digorok sama gibah for lyfe." Tambah perempuan itu.
"Gibah for lyfe?" Kedua alis Tara bertaut.
"Grup chat, Pak. Namanya Gibah for lyfe..." Kallula menunjukkan layar ponselnya dan Tara bisa melihat grup chat yang dimaksud perempuan itu.
"...ada Bumi, Riri, Jery, Mario sama Omira." Tambahnya lagi.
Tara mengangguk paham, "Biasanya gibahin apa aja emang?"
Pertanyaan Tara sempat membuat Kallula terdiam, 'Gibahin Bapak dan mbak mantan.' Sahut batinnya tentu saja.
"Saya, ya?" Tebak si pria penuh percaya diri.
"Astagfirullah, percaya diri sekali anda wahai manusia." ucap si istri dengan wajah julidnya.
Tara tertawa puas, senang sekali rasanya bisa menggoda sang istri. Tapi, ibarat rasa senang yang tak akan bertahan lama, dimenit berikutnya wajah pria itu berubah datar saat melihat panggilan masuk diponsel sang istri.
Dan itu dari Mahesa.
Raut wajah bingung Kallula tergambar jelas, perempuan itu terlihat ragu dan Tara dengan cepat menyadari itu.
"Angkat aja. Siapa tahu ada yang penting, kan?" Suruhnya. Meskipun kalau dipikir secara logika, ada urusan penting apa Mahesa menelpon istrinya di jam sembilan malam?
Kallula mengangguk singkat sebelum meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.
"Halo..."
"Hei, belum tidur?"
"Belum, Pak. Baru selesai nyiapin bawaan buat besok."
"Oh, sama nih saya juga. Kamu udah makan?"
Kallula melirik Tara yang sedang bermain dengan iPadnya. "Sudah, Pak. Kenapa gitu? Bapak belum makan?"
"Sudah, tapi laper lagi." Terdengar kekehan halus diseberang sana.
"Makan lagi, lah. Kebiasaan nih, laper bukannya makan malah nelpon saya." Cibir Kallula percaya diri.
Tara bisa mendengar jelas suara tawa Mahesa, meskipun dirinya sudah berusaha menulikan telinga tapi tetap saja obrolan dua manusia itu masuk perlahan ke indera pendengarannya.
"Nemenin saya makan, yuk?" Ajak Mahesa tiba-tiba.
"Hah? Tumben amat langsung ngajak, gengsinya lagi nguap ya Pak?" Ejek Kallula.

KAMU SEDANG MEMBACA
XOXOSOS!
FanficKallula Maheswari, si budak korporat yang diam-diam menyimpan rasa pada si manajer namun secara tiba-tiba menjadi istri si pemimpin divisi. Another story of Ten and Lisa. Alternative universe Happy Reading! ©️SkylaR 🍂