"I'm single, but I ignore people like I'm taken."
:)➿
"Gimana mau ketemu jodoh, monday to sunday ketemunya lo lagi lo lagi. Sempit amat pergaulan hamba yaa Tuhan..." ucap Bumi mendramatisir.
Bumi, Kallula dan Riri sedang mengisi waktu libur mereka dengan menyambangi salah satu kafe kekinian yang terletak di pusat kota Jakarta. Sebenarnya hal ini sudah menjadi kegiatan rutin mereka disaat libur—mencoba kafe-kafe kekinian yang semakin menjamur di ibu kota sekaligus mencicipi hasil olahan kopi yang menjadi minuman favorit mereka bertiga.
"Kalau dipikir-pikir, bener juga sih. Pergaulan gue cuma sama kalian, gimana bisa dapet jodoh? Pantes aja kita pada jomblo..." tambah Kallula menguatkan opini Bumi.
Riri mengibaskan rambutnya sombong, "Mohon maaf nih, kalian aja. Gue udah sold out yaa. Laku sih gimana dong?" Ejeknya.
Bumi yang berada tepat disamping Riri, langsung menoyor kepala perempuan itu tanpa belas kasihan. Meskipun apa yang dikatakan Riri benar adanya, tapi mendengar langsung dari mulutnya ternyata jauh lebih menyebalkan.
"Sakit bangsat! Nggak ada lembut-lembutnya lo sama perempuan, heran deh." Geram Riri yang langsung memperbaiki tatanan rambutnya.
Pria itu mendengus sebal, "Nggak ada untungnya gue lembut-lembut sama lo berdua!"
"Bacot lo, Bumi... kita juga nggak butuh kali dilembutin sama lo. Nggak bakal ngefek soalnya." Balas Kallula, ia kembali menyedot liquid cocain miliknya yang tinggal setengah.
"Lo nggak mampus apa nyedot triple shot gitu? Tumbenan amat, biasa double shot juga cukup, kenapa deh?" Heran Riri.
Yang ditanya hanya memberikan cengiran, ia tidak mungkin jujur pada kedua temannya kalau ia sedang gugup apalagi ditambah fakta kalau ia memiliki janji temu dengan atasan mereka. Bisa habis harga dirinya digibahin setahun penuh. Kallula butuh penenang saat ini, karena ia bukan pecandu obat-obatan terlarang, tentu kopi dengan kadar kafein tinggi menjadi satu-satunya pilihan.
"Hanya ingin, lama nggak nyobain..." elaknya.
"Anjir! Ada yang match!" Seru Bumi heboh, ia menunjukkan layar ponsel pada kedua temannya.
"Lo main zinder?!" Pekik Riri tak kalah heboh menyebutkan salah satu applikasi dating yang lumayan terkenal.
"Mulut lo berdua astaga." Keluh Kallula saat menyadari beberapa pasang mata menatap meja mereka penasaran.
Bumi yang baru pertama kali mencoba applikasi itu mendadak panik, ia tidak menyangka bisa match dalam waktu singkat. Sedangkan Riri, ia tertawa puas melihat sohibnya itu seperti orang hilang arah. Bumi yang selalu tampil penuh percaya diri kini dibuat tak berkutik hanya karena applikasi dating, dan itu lucu.
"Coba aja, sih. kali-kali jodoh ya, kan..." suruh Riri sekali lagi.
"Kalau ternyata itu tante-tante gimana? Kalau gue diculik terus dijual ke luar negeri gimana?" Horor Bumi, lagi-lagi ia mendramatisir hal yang belum tentu akan terjadi.
Kedua perempuan itu menepuk jidat mereka pelan, tidak habis pikir dengan pertanyaan bodoh yang Bumi lontarkan. Pria itu kini terlihat seperti anak sekolah bukan seperti pria dewasa berumur 32 tahun.
"Nggak bakal ada yang mau nyulik lo, soalnya lo banyak bacot, bikin sakit kuping. Yang ada rugi mereka bukannya untung."
Bumi mendelik tajam mendengar ucapan Kallula, bener-bener temen nggak punya akhlak. Tiap ngomong yang dikeluarin pasti racun.

KAMU SEDANG MEMBACA
XOXOSOS!
Fiksi PenggemarKallula Maheswari, si budak korporat yang diam-diam menyimpan rasa pada si manajer namun secara tiba-tiba menjadi istri si pemimpin divisi. Another story of Ten and Lisa. Alternative universe Happy Reading! ©️SkylaR 🍂