"Spending time with you is so precious, and I love every minute that we are together."
➿
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sabtu pagi yang cerah di unit apartemen Mahesa. Aroma kopi menguar dari coffee maker yang sedang melakukan tugasnya di kitchen bar milik pria itu. Sembari menunggu, tangan terampil Mahesa sibuk membalik dua potong toast yang sedang terpanggang diatas pan. French toast dan hot americano menjadi pilihan menu sarapan si pria pagi ini.
Mahesa baru saja meletakkan sepiring french toast dimeja makan ketika suara smartlock terdengar, tak lama pintu unitnya terbuka dan menampilkan sosok gadis bersurai panjang disana. Pria itu hanya melirik, sebelum kembali berbalik dan mengambil cangkir kopinya.
"Datar amat tuh muka kayak jalanan..." sarkas si gadis. Ia dengan santai memasuki unit apartemen itu, meletakkan barang bawaannya kemudian melangkah menuju dapur.
"French toast?" Tawar Mahesa. Pria itu sudah terlampau terbiasa dengan kata-kata sarkas Kina—tunangannya.
"French toast and a cup of milk sounds good to me, thanks."
Mahesa tidak menjawab, ia kembali membuat satu porsi french toast dan mengambil susu dingin dari kulkasnya. Tidak butuh waktu lama, karena lima menit kemudian semua sudah tersedia di meja makan.
"Wah, french toast buatan lo emang terbaik..." puji Kina saat potongan toast melewati tenggorokannya.
"Lagi libur?" Tebak Mahesa, ia kembali meletakkan cangkir koopinya setelah menyesap cairan hitam itu.
Si gadis mengangguk, mulutnya masih sibuk mengunyah makanan. Kina yang sedang menikmati makanan lebih terlihat seperti anak kecil, bukan seorang model papan atas yang sering muncul diberbagai event bahkan sampul majalah.
"Mas Mahesaku yang tampan..." Suara halus Kina terdengar tiba-tiba. Dia bahkan sempat mengedip-ngedipkan matanya genit sebelum melanjutkan ucapannya.
"...baik hati, rajin menabung, dan—"
"Nggak usah menjilat, mau apa lo?" Potong Mahesa cepat, mendengar Kina mengeluarkan racun manisnya membuat pria itu bergidik ngeri.
Kina terkekeh, lalu memberikan senyum terbaiknya pada sang tunangan. "Gue nginap ya, Mas?" Pintanya sopan.
Mahesa menaikkan sebelah alis. "Tumben amat, biasa juga nggak ada tuh minta ijin." Herannya.
Kina tertawa pelan, menginap di unit apartemen tunangannya memang bukanlah hal yang baru. Gadis itu bahkan lebih sering tidur di tempat Mahesa dari pada apartemennya sendiri. Saking seringnya, satu kamar kosong di unit Mahesa kini sudah beralih fungsi menjadi kamar pribadi Kina yang lengkap dengan segala kebutuhan juga perlengkapan milik gadis itu.
"Basa-basi doang sih gue, kali aja udah ada yang mau ngambil alih tuh kamar."