17.

1.1K 200 47
                                    

"I saw home in your eyes,
And I found love in your smile."

Mahesa
Moonbucks, 6 pm.
don't be late.

Kallula menerima pesan itu tepat saat ia menyelesaikan berkas terakhirnya. Helaan nafas lelah ia keluarkan, seharian duduk menatap layar komputer tidak hanya membuat tubuh terasa kaku—matanya pun kini terasa lelah.

Kallula
Ok.

Balasnya singkat. Perempuan itu melempar asal si benda pipih ke atas meja. Mencoba meregangkan badan, berharap rasa pegalnya bisa sedikit berkurang. Kallula melirik jam dipergelangan tangan, setidaknya masih ada waktu satu jam untuknya beristirahat di pantries.

Setelah mengabari dirinya akan pulang telat pada sang suami, perempuan itu segera menuju Moonbucks menggunakan ojek online untuk menghindari kemacetan dijam pulang kerja.

Moonbucks sendiri merupakan salah satu coffee shop yang sering didatangi Kallula dan Mahesa. Coffee shop sederhana dengan kapasitas meja yang tidak terlalu banyak, membuat tempat itu selalu nyaman untuk didatangi.

Tepat dijam enam sore Kallula sampai, ia sempat bertegur sapa dengan pegawai saat memesan—yang memang sudah hafal dengan sosoknya karena seringnya ia datang kesana. Dari kejauhan si perempuan bisa melihat Mahesa sudah duduk dikursi salah satu meja yang terdapat di sudut ruangan.

"Jadi, ada apa?" Tanya Kallula sebagai bentuk sapaan kali ini. Mahesa sempat menoleh sesaat sebelum akhirnya memamerkan senyum tampannya.

"Kirain bakal sejam lagi yang nyampe."

"Dih, emang saya Bapak yang hobinya telat." Balas perempuan itu setelah meletakkan tasnya di kursi sebelah.

"Enak aja, mana pernah saya telat." Elak Mahesa tak terima.

"Eh, iya deh. Yang sering telat kan si Bumi." Sahutan perempuan itu membuat Mahesa tertawa.

"Jadi, kenapa ngajak ketemu? Mau curhat ya?" Goda Kallula.

Mahesa menggeleng pelan, ia kembali menyesap hot caramel macchiatonya. "Enggak, tuh. Pengen ketemu aja."

Si perempuan terlihat menyipitkan matanya curiga, "Yang bener?" Tanyanya yang langsung diangguki Mahesa.

"Kalau gitu saya mau nanya," putusnya kemudian.

"Nanya apaan?"

"Pertunangan. Kok batal?" Sejujurnya ia sudah penasaran sejak pertama kali mendengar langsung kabar itu.

"Oh, itu. Entahlah." Jawab si pria ogah-ogahan, seolah hal itu bukan hal besar yang bisa ia abaikan.

"Bapak yang batalin?" Tanyanya lagi.

Si pria menggeleng, "Bukan saya. Tapi, Kina."

"Kenapa?" Pertanyaan itu dibalas Mahesa dengan mengangkat kedua bahunya membuat Kallula semakin penasaran.

"Bapak nggak nanya emang alasannya?"

"Enggak."

"Bapak nggak nolak?"

"Enggak."

"Astaga."

Kallula merasa pusing, heran dan masih penasaran. Bagaimana bisa pria dihadapannya ini terlihat santai.

"Bapak ketahuan selingkuh, ya?" Tuduhnya to the point. Caramel machiatto yang baru saja disesap Mahesa hampir saja menyembur keluar karena terlalu terkejut dengan pertanyaan frontal Kallula.

XOXOSOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang