20.

1.2K 218 62
                                    

"The best love is unexpected.
You meet them by fate and it's an instant connection."
:)

"...dia itu, istri saya."

Rasanya Kallula ingin kabur saja mendengar ucapan Tara barusan. Bukan hanya dirinya yang terkejut, namun semua yang ada disana menunjukkan reaksi yang nyaris sama; terlebih lagi sohib-sohib Kalulla yang kini menatapnya dengan tatapan membunuh. Rasanya terlalu mengerikan sampai-sampai seluruh bulu kuduknya ikut berdiri.

Berusaha mengontrol diri, saat ini Kallula memberikan senyum terbaik meskipun jantungnya baru saja merosot jatuh ke lantai. Saat pandangannya bertemu dengan Tara, suaminya itu menangkupkan kedua tangan sembari mengucapkan kata maaf.

Meskipun kesal, nasi sudah menjadi bubur. Suka tak suka, Kallula harus menghadapi semuanya. Toh, cepat atau lambat status mereka harus di publish juga dan mungkin ini sudah waktunya.

Akibat surprise dadakan dari Tara, sempat terjadi kegaduhan beberapa saat namun tak lama acara itu kembali berlanjut dan selesai setengah jam kemudian. Satu persatu rekan kerja Kallula datang menghampiri, mengucapkan selamat dan basa-basi lainnya. Perempuan itu tersenyum canggung, menjadi pusat perhatian tentu bukan maunya.

Dia pikir, Bumi dan yang lainnya memilih pulang karena kesal dengan fakta yang baru saja mereka tahu. Nyatanya—begitu ia berbalik, perempuan itu mendapati mereka sedang duduk santai menunggunya.

"Maaf..." Rengek Kallula saat ia bergabung dengan teman-temannya. Bumi mendengus, Riri mencebik, Jery terdiam dan Mario yang santai dengan dua jempol terangkat.

"...seriusan. Gue tuh pengen cerita. Tapi, takut. Tahu sendirikan siapa suami gue." Rengek perempuan itu lagi.

"Bener ya kata suaminya. Si kampret ini nggak bakal berani ngasih tau sendiri, kudu dikasih pengumuman dadakan baru berani buka mulut." Kata Bumi mendecih bosan.

Kallula yang hampir saja mengeluarkan air matanya tertegun. Apa maksud Bumi barusan?

"Tipikal Kallula sekali." Sambung Riri yang kini tertawa melihat muka cengo Kallula. "Padahal mulut gue tuh udah gatel banget daritadi, sok-sokan mepet Jery pula. Padahal mah cemburu karena si Bella nempel suaminya." Lanjut perempuan itu diiringi kekehan dari yang lainnya, kecuali Kallula tentu saja.

"Rasanya hati gue patah lagi nih untuk yang kedua kalinya." Canda Jery menyenggol bahu Kallula yang berdiri bersisian dengannya.

Mario tertawa melihat ekspresi bingung yang tergambar jelas di wajah Kallula. "Mbak, bingung ya?" Tebak pemuda itu yang langsung diangguki Kallula.

"Kita-kita udah tahu soal Mbak sama Pak Tara, si bapak sendiri yang ngasih tahu..." Dan tentu saja ucapan Mario membuat Kallula menjatuhkan rahangnya terkejut.

"M—maksudnya?" Kallula mengerjapkan matanya berkali-kali. "Bapak—apa?" Rasa takut akan dihakimi beberapa saat lalu kini berganti dengan rasa penasaran.

Riri menghentikan tawanya. "Rahasia. Udah nggak usah diceritain, biar mati penasaran nih anak." Perkataan sadis dari Riri membuat Kallula manyun. Rasa kesal dan penasaran kini menjadi satu.

"Intinya, kita udah pada tahu kalau lo itu istrinya Regantara Samudera." Bumi yang tak tega melihat wajah bingung Kallula memulai ceritanya.

Kallula menatap satu persatu temannya. Perempuan itu masih bingung juga penasaran. "Tapi, kok? Gimana kalian bisa tahu?"

"Dari Bapak sendiri, Mbak." Sahut Mario. Pemuda itu kemudian menepuk pundak Jery. "Nih, Mbak La. Langsung patah hati orangnya pas denger sendiri dari mulut bos." Ledeknya bahagia.

XOXOSOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang