19.

1.2K 214 97
                                    

"Every cell in my body is telling me that you are my happily ever after."
:)

"B—Bapak?" Lirih Kallula begitu tersadar dari keterkejutannya. Ia menegak kasar ludahnya begitu melihat senyuman miring yang diberikan sang pria.

"Bapak ngapaian disitu?" Tanya Kallula memberanikan diri.

Pria itu mendekat, memberikan senyuman mematikan yang mampu membuat siapa pun bergedik ngeri melihatnya. Harusnya Kallula kabur, harusnya dia menghindar selagi bisa. Tapi, nyatanya kedua kaki perempuan itu mendadak kehilangan fungsi tak mampu digerakkan sama sekali.

"Saya nggak tahu kalau ternyata kamu sesuka itu sama saya." Bisik sang pria seductive di telinga Kallula.

DAMN!!!

Kallula memaki dalam hati, sudah bisa dipastikan kalau pria ini mendengar pembicaraannya dengan Bumi. Tapi, sudah sebanyak apa yang didengar pria itu?

Kallula sekali lagi meneguk ludahnya, "B—Bapak, ini di kantor..." Balas perempuan itu tanpa berpindah sedikit pun dari tempatnya.

Smirk menyebalkan terlukis jelas di wajah tampan itu. "Terus kenapa? Kamu kan istri saya."

"Tapi, kan—"

"Permisi, kalian sedang apa?" Sela Bumi yang sedari tadi menonton dengan khidmat adegan antar sohib dan atasan mereka.

Kallula tentu saja panik, sedangkan Tara tertawa pelan melihat reaksi istrinya. "Hanya berbagi sebuah rahasia kok. Ya kan, La?" ujar pria itu santai.

"I—iya. Rahasia. Kepo aja lo." Sahut Kallula cepat dan pura-pura galak.

"Rahasia apa deh sampai deket gitu? Gue kirain kalian ciuman." Bumi masih menatap kedua manusia itu curiga.

"Hah? Mana ada. Sembarangan banget kalau ngomong." Kallula menjawab cepat sebelum Tara melontarkan balasan.

Regantara Samudera kembali tertawa, Kallula meremas kuat kedua tangannya sedangkan Bumi masih merasa belum puas dengan jawaban sang sahabat. Pria itu terus menatap keduanya bergantian, terlalu mencurigakan.

"Gue ingetin aja nih, bos kita ini udah punya istri. Hati-hati lo, nggak mau gue punya temen pelakor." Cerocos Bumi yang lagi-lagi mengundang tawa Tara.

Kallula mengangguk cepat dan heboh. "Iyalah! Belum sinting gue mau ngerebut punya orang. Mending sekarang lo temenin gue, deh." Ajak perempuan itu berniat kabur dari sana.

"Kemana?"

"Beli teh kotak."

"Hah?"

Kallula menarik lengan Bumi. "Kebanyakan nanya lo. Ayo!" Dan kemudian tanpa melirik sedikit pun pada sang suami, Kallula dengan cepat menyeret Bumi dari sana membuat Tara mengulum senyumnya penuh arti.

Setelah kepergian Kallula, mood Tara membaik sempurna. Segala beban pikiran yang mengganggunya sedari tadi seakan lenyap terselesaikan tanpa perlu usaha. Senyuman Tara kembali mengembang, bersiap menyapa ramah satu persatu manusia di sana.

"Mas." Panggil Mahesa yang baru saja kembali dari toilet. "Ini mulai jam berapa deh?" Tanyanya.

"Nggak tahu, paling bentar lagi." Saat ini mereka sedang berdiri bersisian di tengah hall. Tempat itu sudah mulai ramai; ada yang sibuk menata bunga, ada yang sibuk mengatur kursi, dan ada juga yang sibuk berswafoto.

Tepat saat itu keduanya melihat Kallula, Riri dan Bumi masuk ke hall. Mahesa dengan sigap menyikut lengan Tara saat melihat perempuan yang disukainya melangkah sembari tertawa.

XOXOSOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang