LME [47] | Rapuh

33 6 0
                                    

LME [47] | Rapuh

"Aku kembali terluka. Aku kecewa dengan semuanya. Hatiku semakin rapuh. Aku tidak tahu seberapa kuat hati ini ke depannya untuk menanggung semua luka."

-Renjana Malania

***

Note: Di part ini ada beberapa kata kasar, pembaca yang baik jangan ditiru, ya:)

***

Pukul 18.30 WIB

RENJANA membuka matanya perlahan. Dia tidur sejak tadi sore, untuk menstabilkan kondisi tubuhnya-usai dia meminum obat penurun demam. Renjana sudah merasa baikan sekarang-kepalanya tidak pusing sama sekali. Bahkan, ketika dia menempelkan punggung tangannya di keningnya, dia tidak merasakan tubuhnya panas seperti tadi pagi.

Maka dari itu, Renjana tersenyum lebar. Dia senang kondisinya membaik usai tidur siang yang sedikit panjang tadi. Sekarang, dia mulai mengambil ponselnya-terkesiap mengabari Dimas bahwa kondisinya telah normal kembali.

Renjana Malania

Dimassss, jemput Renjana okeeeeee!! Renjana udah sembuh! Serius!

Setelah itu, Renjana mematikan ponselnya dan melemparnya ke atas kasurnya. Dia harus bersiap-siap mulai dari sekarang.

Dia tidak sabar untuk berkenalan dengan papanya Dimas.

***

Anggota Alaskar sudah sampai di depan gedung pertunangan kakaknya Dimas, pada pukul 18.45 WIB. Kesan pertama mereka begitu melihat gedung ini adalah sangat mewah dan elegan. Bahkan beberapa di antara mereka ada yang takjub melihat gedung ini. Beberapa di antara mereka memakai kemeja batik dengan celana panjang hitam dan sisanya memakai T-shirt pendek sesiku dengan celana panjang.

"Gila, besar banget gedungnya. Enak banget jadi orang kaya, yaa? Kapan gue jadi kaya, ya?" gumam Yusuf yang masih bisa didengar oleh teman-temannya.

Rifky berdecak pelan. "Jangan norak gitu, dong. Nanti nama Alaskar tercemar lagi karena ke-norak-an lo itu," cibir Rifky yang membuat Yusuf menatap ke arahnya dengan tajam.

"Eh, ngomong-ngomong, ini si Dimas belum datang?" tanya Alvaro-mengalihkan pembicaraan. Membuat teman-temannya menatap ke arahnya.

"Entah, mungkin lagi di jalan," sahut Aldi.

"Iya, mungkin Dimas lagi di jalan. Kita tungguin aja, soalnya, kan, tadi dia nyuruh kita tunggu di depan gedungnya aja sebelum dia datang," ucap Aris. Membuat teman-temannya mengangguk.

***

Dimas menghela napasnya membaca pesan dari Renjana. Dia sangat senang mengetahui bahwa kondisi Renjana sudah pulih. Dia mulai mengetikkan pesan balasan untuk Renjana.

Dimas Bisma Aldebaran

Oke. Tunggu di depan gerbang rumah elo, ya. Gue jemput lo sekarang.

Dimas tersenyum tipis sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Dia tidak menjemput Renjana menggunakan motornya, namun menggunakan mobil sedannya. Dia tidak ingin Renjana kembali sakit hanya karena terkena angin malam yang sejuk saat di perjalanan.

***

Renjana tersenyum menatap dirinya di cermin kamarnya. Dia sudah menggunakan dress casual selutut berwarna putih yang kemarin diberikan oleh mamanya Dimas. Dia terlihat cantik hari ini. Ditambah lagi dengan make-upnya yang tipis membuat dia tambah cantik hari ini. Tak hanya itu, Renjana juga menjepit rambutnya dengan penjepit rambut kucing di sisi kanannya-sehingga poninya tidak terlalu mengganggu penglihatannya.

Lost My Euphoria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang