LME [29] | Sweet (2)

55 4 0
                                    

Haii!! Siapa yang nungguin cerita ini update lagi??

Siapa yang udah ngga sabar banget baca part ini??
Siapa yang udah siap baca part ini?
Siapa yang udah siap menguras emosi di part ini??

Oh iya, aku cuma mau bilang, SEMANGAT, YAA!! Buat yang lagi ujian sekolah/persiapan ujian sekolah. Semoga mendapatkan hasil yang memuaskan 🖤

Di daerah kalian sekarang hujan, nggak, nih??
Dingin nggak??

-Happy reading!!-

🍂JANGAN LUPA VOTE & KOMEN🍂

***

"Jadilah seperti permen yang terasa manis, jangan menjadi seperti es batu lagi yang selalu keras dan dingin."

-Renjana Malania

***

NANDO dan Jessica sekarang berada di kafe. Mereka tengah berbincang-bincang soal pertunangan mereka yang akan dilaksanakan minggu depan.

"Tempat tunangannya rencananya mau di mana, Nan?" tanya Jessica sambil meminum coffe lattenya.

"Terserah lo, tapi gue saranin, kenapa nggak sewa gedung aja buat pertunangan kita?" tanya Nando. Membuat Jessica memutar bola matanya ke atas.

"Nando. Kita baru mau tunangan, bukan nikah, oke? Tunangan, kan, bisa di halaman belakang rumah kamu. Nggak usah mewah-mewah, Nan. Sederhana juga nggak papa. Halaman belakang rumah kamu, kan, luas," ucap Jessica yang membuat Nando langsung menatapnya dalam.

"Jess, nggak mungkin kita tunangan di rumah gue, apalagi di halaman belakang rumah gue. Apa kata orang-orang nanti? Udahlah, terima saran gue, di gedung aja kita tunangannya, nanti gue minta tolong bokap gue buat cariin gedungnya," sahut Nando.

Jessica mendengkus. "Yaudahlah, terserah lo."

***

"TOLONG GUE TERKUNCI DI PERPUSTAKAAN!!!" pekik Renjana keras.

Sementara Iren, cewek itu tersenyum licik sambil memasukkan kunci perpustakaan ke saku roknya. Lalu, dia membalikkan badannya. Namun, apa yang dilihatnya di hadapannya saat ini membuatnya terkejut. Dia menegukkan air ludahnya dalam. Mengapa dia bisa tahu Renjana ada di sini? Apakah karena suara Renjana yang keras?

"Ngapain elo kunciin Renjana di dalam? Sini kuncinya."

Iren terkejut bukan main. Sekujur tubuhnya bergetar karena rencananya terciduk oleh satu orang. Sekarang Iren harus bagaimana?

Renjana yang berada di dalam perpustakaan itu, bisa mendengar suara tersebut. Suara yang sangat familier di telinganya. Ya! Itu adalah suara Dimas!! Renjana yakin 100% bahwa itu adalah suara Dimas. "Dimasss!! Itu Dimas, kan?? Tolongin Renjana, Dimas. Renjana di dalam perpustakaan," ucap Renjana bergetar. Keringatnya mulai bercucuran karena ketakutannya.

"Jawab! Ngapain elo kunciin Renjana di dalam?" gertak Dimas usai mendengar suara Renjana di dalamnya. Membuat Iren menundukkan kepalanya.

Dimas menghela napasnya panjang karena tidak ada respons dari Iren. "Lo nggak punya mulut buat jawab pertanyaan gue barusan?" tanya Dimas datar.

Lost My Euphoria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang