LME [49] | Putusnya harapan

63 6 0
                                    

Hai! Siapa yang dari tadi nungguin cerita Lost My Euphoria update lagi??

Siapa yang udah nggak sabar banget baca part ini??
Siapa yang udah siap menguras emosi di part ini??

Oh iyaa, happy 700 readers & 100 vote untuk cerita ini (Lost My Euphoria), yaa!! Terima kasih buat kalian yang dari awal udah mau baca cerita ini, vote, komen, dan share ceritanya ke temen-temen kalian 🖤

-Happy reading!-
Jangan lupa vote & komennya:)

***

"Maaf, gue harus pergi, Dimas. Gue nggak bisa ngembaliin hubungan kita lagi, karena gue nggak mau lo dan bokap lo bertengkar hanya karena gue. Kata kita di antara gue dan lo memang seharusnya nggak pernah ada."

-Renjana Malania

***

JAM ISTIRAHAT telah berbunyi beberapa saat yang lalu. Ketiga temannya Renjana telah pergi ke kantin terlebih dulu, dibanding dengannya-karena dia ingin mencatat catatan pelajaran Bahasa Indonesia dulu di kelasnya. Namun, tiba-tiba Dimas mencegatnya di ambang pintu kelasnya-membuat langkahnya terhenti.

Renjana menghela napasnya pelan. Jantungnya kembali berdebar kencang, begitu dia kembali dekat dengan Dimas. Namun kali ini Renjana harus bisa menjaga sikapnya di depan Dimas. "Minggir, Dimas, gue mau lewat," ucap Renjana yang berusaha menerobos Dimas, namun Dimas selalu menghalangi jalannya.

Renjana memutar bola matanya malas-berusaha menatap Dimas tajam. "Minggir, nggak, Dimas?!! Gue mau ke kantin!" ucap Renjana dengan sedikit penekanan-namun Dimas tidak menggubris ucapannya lagi, melainkan hanya terdiam menatap Renjana dalam.

"Kenapa pesan gue nggak lo balas?" tanya Dimas datar. Membuat Renjana menegukkan salivanya.

"Penting banget gue bales, Dim? Gue sama lo sekarang nggak ada hubungan apa-apa lagi, termasuk teman. Jadi, cepetan, deh, minggir! Gue mau ke kantin!" ucap Renjana dengan sedikit penekanan. Membuat Dimas maju satu langkah ke arahnya. Membuat jarak di antara keduanya semakin dekat.

"Gue tahu, Ren. Lo masih cinta sama gue. Lo sebenernya juga nggak mau putus sama gue, kan?" tanya Dimas. Menatap Renjana dalam.

Jleb.

Renjana terdiam membisu sambil menatap Dimas dalam. Jantungnya masih berdebar kencang karena hal ini.

"Iya, kan, Ren? Kalo emang iya, kenapa lo mau membiarkan hubungan kita kandas kayak sekarang?" tanya Dimas.

Renjana menegukkan salivanya. Keringat dingin mulai mengucur dari keningnya. "Ka-kata siapa gue bilang iya?! Lagian gue juga udah mulai berusaha melupakan perasaan gue ke lo," ucap Renjana bergetar. Sialnya Renjana saat ini berbohong. Dia tidak bisa mulai melupakan perasaannya kepada Dimas dengan cepat. Dia tidak pernah ingin berpisah dari Dimas. Namun nyatanya kinerja hati dan mulut berbeda. Kini beberapa orang yang tak sengaja berlalu di hadapannya, langsung mengerumuninya-menonton kejadian ini.

Dimas mendengus pelan. "Yakin? Kalo yakin, kenapa lo masih pake kalung sama jam tangan pemberian gue?" tanya Dimas datar. Menatap Renjana sambil mengangkat sebelah alisnya.

Renjana mendengkus, kemudian mulai melepas jam tangan pemberian Dimas dari tangannya, kemudian dia juga melepaskan kalung tersebut dari lehernya. Kemudian dia menyodorkannya ke arah Dimas. "Ini, ambil. Gue nggak perlu barang-barang lo lagi. Dan jangan kege-eran, Dim. Gue masih make barang-barang pemberian elo, bukan karena gue masih ada rasa ke lo! Lo pikir, gue nggak bisa lupain lo?" tanya Renjana bergetar. Menatap Dimas dengan sekujur tubuh yang mulai bergetar.

Lost My Euphoria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang