LME [3] | Adu mulut

183 10 0
                                    

Haii!! Siapa yang nungguin cerita ini update lagi??

Sekarang udah update lagi, yaa!! Jangan lupa untuk baca, vote, komen, dan share ceritanya ke temen-temen kalian!

-Happy reading-

***

"Adakalanya bunga yang harus mekar malah layu karena kekurangan air dan sinar matahari."

-Renjana Malania

***

"EH, guys, itu, kan, cewek yang kemarin di anterin Dimas pulang."

"Masa, sih? Cewek dengan muka pas-pasan itu di anterin Dimas yang ganteng and tajir?"

"Iya, dia di anterin sama Dimas. Kalo feeling gue nih, ya, dianya aja yang caper sama kecentilan dengan Dimas. Mana mungkinlah, Dimas nganterin itu cewek dari niatnya sendiri."

"Iya juga, ya, secara Dimas, kan, dingin, cuek, datar. Mana mungkin, sih, dia nganterin cewek? Dia juga belum pernah punya pacar, kan? Jangan-jangan dipelet lagi sama tuh cewek."

Semua bisikan orang-orang saat Renjana melewati koridor sekolahnya masih saja menempel di kepalanya. Kenapa, sih, orang-orang suka nyinyir dan ngomongin orang? Kenapa, sih, orang-orang selalu aja gosip? Dan kenapa peristiwa kecil aja diomongin? Kenapa? Rupanya, kabar tentang dirinya diantar pulang oleh Dimas sudah hampir menyebar ke satu sekolah. Tapi Dimas, kan, tidak mengantarnya pulang atas dasar kasihan, khawatir, atau sejenisnya. Kenapa mereka terlalu sibuk membicarakan hal ini, sih? Ah, iya, mereka tidak tahu apa alasan di balik Dimas mengantarnya pulang.

Renjana mendengkus kasar sambil duduk di kursinya. Gina dan kedua temannya belum datang, padahal jam masuk hampir tiba. Mungkin saja mereka terjebak macet? Renjana tidak tahu hal tersebut. Dia tidak ada niat untuk menghubungi ketiga temannya itu sama sekali. Yang intinya sekarang dia harus ke kelas Dimas. Berdiri di depan kelas Dimas untuk menyodorkan bekal darinya. Bekal dengan nasi dan telur goreng yang dia masak.

Kini Renjana membuka resleting tasnya dan mengambil kotak bekal biru di dalamnya. Dia menghela napasnya. Berharap Dimas belum datang ke kelasnya. "Semoga Dimas mau nerima ini dan semoga Dimas suka," ucap Renjana sambil tersenyum tipis.

***

"Yusuf, Dimasnya udah dateng?" tanya Renjana begitu usai mengalihkan pandangannya ke sekeliling kelas X-MIPA 3, namun tidak menemukan sosok Dimas.

Mendengar suara Renjana, Yusuf langsung menoleh ke ambang pintu kelasnya. Dia mendapati Renjana memegang sekotak bekal di tangannya. "Belum. Kenapa? Eh, itu bekel buat siapa? Buat gue?"

"Idih, ge-er lo! Ini buat Dimas!" ketus Renjana. Membuat Yusuf mendengkus kasar. "Emang biasanya Dimas datengnya kapan?" tanya Renjana sambil menatap penuh harap ke arah Yusuf.

"Palingan bentar lagi dateng," ucap Yusuf.

Ucapan Yusuf benar. Selang beberapa menit kemudian, Renjana melihat sosok Dimas yang berjalan mendekat ke arahnya. Membuat Renjana menghela napasnya. Mempersiapkan hati dan pikiran untuk memberikan bekal ini kepada Dimas.

"Pagi Dimas," sapa Renjana sambil tersenyum manis ke arah Dimas. Namun Dimas menatapnya datar. Wajahnya datar tanpa ekspresi. Sama seperti kemarin.

Lost My Euphoria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang