LME [21] | Takut

57 6 0
                                    

Haii!! Siapa yang nungguin cerita ini update lagi?? Maaf banget kalo kemalaman updatenya, ya:(

Kemarin aku nggak bisa update karena lagi sibuk banget belajar buat ulangan hari ini, karena kebetulan materinya banyak yang aku nggak ngerti. Jadi tolong dimaklumi, yaa 😭🙏🏼

Siap membaca part ini??
Siap menguras emosi di part ini??

Jangan lupa vote & komen, okee?? Kalo bisa, share juga ceritanya ke temen-temen kalian!!

-Happy reading!!-

***
"Gue dan hidup gue itu bagaikan langit malam, hampa dan gelap. Hidup gue terlalu monoton selama ini. Tetapi, dengan hadirnya lo, hidup gue menjadi terang dan nggak hampa lagi, Ren. Hadir lo bagai bintang yang menghiasi langit malam."

-Dimas Bisma Aldebaran.

***

"LO pulang sama siapa?" tanya Dimas begitu teman-temannya sudah bersiap-siap untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Sekarang waktu menunjukkan pukul 19.45 WIB.

Renjana menoleh ke arah Dimas. Menatap cowok itu cukup lama. "Hm, Renjana dijemput Papa buat pulang," ucap Renjana sambil menghela napasnya. Berusaha mengontrol detak jantungnya.

Dimas menghela napasnya sejenak. "Mau gue anterin?" tanya Dimas.

Renjana menggeleng cepat. "Nggak, Renjana dijemput Papa aja pulangnya," sahut Renjana.

Dimas tersenyum kikuk mendengar jawaban Renjana. Dia mengusap pelan puncak kepala Renjana. Membuat pipi Renjana merona. "Yaudah, gue tungguin elo di depan gerbang, sampai elo nanti dijemput Papa lo."

Renjana menatap terkejut ke arah Dimas. "Dimas, ng-"

"Ren, udah, nggak papa. Ini udah mulai larut malam, gue nggak mau lo kenapa-kenapa, gue tungguin lo di gerbang sampai Papa lo jemput lo, ya?" tanya Dimas. Membuat Renjana terdiam menatapnya sebentar, kemudian menganggukkan kepalanya.

Dimas mengacak rambut Renjana kasar sambil tersenyum tipis. "Ren, tau, nggak?" tanya Dimas sambil mengalihkan pandangannya ke langit malam yang menampilkan bulan sabit dan banyak bintang.

Renjana menundukkan kepalanya. Detak jantungnya kembali berdetak lebih cepat dari biasanya. Jaraknya yang sangat dekat dengan Dimas membuatnya semakin gugup. "Nggak," sahut Renjana menahan kegugupannya.

Dimas tersenyum sekilas. Menatap Renjana dalam. "Gue dan hidup gue itu bagaikan langit malam, hampa dan gelap. Hidup gue terlalu monoton selama ini. Tetapi, dengan hadirnya lo, hidup gue menjadi terang dan nggak hampa lagi, Ren. Hadir lo bagai bintang yang menghiasi langit malam."

Deg.

Renjana mengangkat kepalanya. Menatap Dimas dengan pipi yang merona. "Di-dimas," panggil Renjana.

"Hm?" Dimas mengangkat sebelah alisnya. Membuat Renjana gugup bukan main.

"Jangan lelah buat membuktikan cinta Dimas tulus ke Renjana, ya," ucap Renjana. Membuat Dimas tersenyum ke arahnya.

"Nggak akan, Ren," sahut Dimas. Membuat Renjana tersipu malu.

***

Lost My Euphoria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang