(Jaemin POV)
Kau tau, apa yang menyenangkan menjadi orang kaya? Kau tidak perlu bersusah payah untuk memikirkan apa yang harus kau makan, apa yang kau ingin miliki, kemana kau ingin berlibur, dan bahkan kau tidak perlu merasa malu kepada teman-temanmu dengan gaya hidup yang begitu mewah. Kau bisa memiliki semuanya, apapun pasti akan kau dapatkan. Akan tetapi, kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang. Kau harus menciptakan kebahagiaanmu sendiri, bukan mencarinya.
Saat aku berusia 8 tahun, Ibuku meninggal karena sakit, tidak lama kemudian Ayahku menemukan sosok penggantinya. Aku tidak pernah melarang Ayah untuk mencari pasangan hidup yang baru. Namun aku juga tidak pernah berkata "Iya" jika aku harus mempunyai Ibu Tiri, dan juga Saudara yang seumuran denganku.
Ayahku membawa mereka masuk kerumah kami, memperkenalkannya kepadaku dihadapan banyaknya pelayan rumah. Mereka semua dituntut untuk bersikap hormat kepada Ibu Tiriku dan juga Saudaraku yang baru.
"Sayang, perkenalkan. Ini Na Jaemin, anak tunggalku." Ucap Ayah tersenyum kepadanya. Wanita itu terlihat sangat baik, sopan, dan ramah sekali kepadaku sembari mengulurkan tangannya.
"Hai Na Jaemin, Kau tampak manis sekali seperti Ayahmu." Ucapnya memujiku. Aku tersenyum mendengarnya. Aku berfikir jika memiliki Ibu baru tidaklah buruk.
"Bibi juga terlihat sangat cantik." Ucapku memujinya sehingga membuat dia tersenyum.
"Jangan panggil aku Bibi, sekarang anggap saja aku Ibumu, oke?" Jawabnya ramah. Aku mengangguk mengerti.
"Hai, aku Lee Know, senang bisa berkenalan denganmu." Ucap Pria itu tersenyum. Dia terlihat berumur 16 tahun. Aku bisa merasakan aura positif yang terdapat didalam dirinya.
"Aku Na Jaemin." Jawabku tersenyum.
"Lee Hyunjin sayang. Ayo perkenalkan dirimu pada saudara baru?" Ucap Wanita itu membujuk Anak keduanya, Dia juga berumur 8 tahun. Tapi sepertinya, dia sangat tidak menyukaiku, wajahnya saja menunjukkan ekspresi yang menyebalkan.
"Tidak mau, dia seperti gelandangan." Ucap Hyunjin kecil kepada diriku yang juga masih kecil pada saat itu. Aku hanya terdiam mendengarnya.
"Ah, maafkan dia, terkadang anak ini memang menyebalkan." Ucap wanita itu meyakinkan Ayahku dan juga kepadaku.
Setelah seminggu perkenalan selesai, mereka berdua memutuskan untuk menikah. Pernikahan diadakan secara tertutup dan hanya kerabat dekat saja yang hadir. Mereka melangsungkan dihotel bintang lima. Tidak ada yang akur diantara aku dan Hyunjin, Walaupun beberapa pelayan terus melerai, kami tetap saja bertengkar.
Setelah kami semua menjadi sebuah keluarga, Ibunya selalu saja membelaku dan terus menyalahkan Hyunjin. Bahkan kakaknya sendiri tidak suka ikut campur dalam pertengkaran kami berdua. Mereka melakukan itu karena Ayahku belum meninggalkanku untuk perjalanan bisnisnya. Dan hasilnya, aku selalu saja menang.
Semuanya terus berlanjut hingga usiaku mencapai 16 tahun. Saat itu, aku bersekolah di SOPA, dimana sekolah itu adalah murid-murid yang memiliki kepandaian dan keluarga yang ber-uang saja. Jelas saja aku lolos karena kepandaianku, Tapi Hyunjin gagal masuk. Dan akhirnya, Ayahku membayarnya dengan Uang, alhasil dia diterima juga di SOPA. Aku tidak begitu akrab dengan banyak murid, tapi aku sangat bersyukur mendapatkan teman sekaligus sahabat baru. Dia adalah Renjun, teman yang akan aku anggap seperjuangan denganku. Semakin kesini, aku semakin merasakan Ibunya tidak terlalu memperdulikan aku. Dia mulai bersikap baik jika bersama dengan Ayah, namun dia akan bersikap dingin dihadapan ku dan para pelayan saja. Baik itu hal yang biasa.
.
.
.Setelah usiaku telah mencapai 20 tahun...
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER SUCKS (Nomin) {OnGoing}
Fanfiction"Na Jaemin sosok Pria yang unik. Apapun masalah yang menghampirinya dia selesaikan dengan santai. Bahkan pria kuat seperti dia dianggap lemah dan mudah ditindas oleh ibu tiri dan juga saudara tirinya, Baginya, Orang terkuat adalah dia yang berani be...