.
.
.Jeno pun terlihat berjalan dengan penuh percaya diri sembari merapikan dasi dan juga pakaian yang dia kenakan saat ini, terlebih lagi dengan tas koper yang dia bawa sekarang. Beberapa orang yang melihat pun tampaknya tidak dapat berkedip dengan pesona yang Jeno pancarkan saat ini. Bahkan Renjun dan Guanlin pun tampaknya juga kaget dengan penampilan Jeno yang terlihat begitu rapi dan sempurna.
Sedangkan Nyonya Lee terlihat mengabaikan hal tersebut sembari membuang wajahnya menatap ke arah lain.
"Ibu, apakah ini persidangan atau ajang Fashion Show?" Tanya Hyunjin sehingga mendapat tatapan tajam dari Nyonya Lee sendiri.
"Diamlah."
Hal tersebut membuat Hyunjin mendengus kasar nafasnya. "Bertanya saja tidak boleh, bagaimana jika aku berteriak?" Gumam Hyunjin terlihat mengejek ibunya sendiri.
Jeno pun langsung saja membungkuk hormat dihadapan hakim tersebut. "Maaf jika aku terlambat hadir."
"Tidak masalah, kalau begitu persidangan ini akan segera dimulai." Ucap sang hakim tersebut.
Jeno dan Sangwoo pun terlihat maju sembari menatap satu sama lain dengan tatapan tajam dan kemudian mereka berdua pun memalingkan wajah satu sama lain.
"Bagi yang menggugat terlebih dahulu. Dimohon untuk segera memberikan kepada saya surat gugatannya."
Jeno pun tampaknya cukup grogi saat ini. Walau pun begitu, sepertinya dia berusaha bersikap professional sehingga tidak ada yang mencurigai sifat groginya. Namun Jaemin sendiri tampak peka akan hal itu, sepertinya Jaemin memberikan harapan lebih kepada Jeno saat ini.
Dengan cepat, Jeno pun segera membuka tas tersebut dan menyerahkan kertas gugatan itu kepada sang Hakim. "Ini dia hakim."
Hakim tersebut menerimanya dan kemudian membaca surat tersebut dengan teliti. "Pengacara Lee Jeno, atas dasar apa anda menggugat Nyonya Lee?"
"Karena Nyonya Lee telah melakukan pemalsuan surat warisan yang harusnya jatuh kepada Na Jaemin." Ucap Jeno dengan mantap.
Orang-orang sekitar pun tampak kagum dengan sikap Jeno yang begitu tegas dan sopan. Dari tempat tersebut, Nyonya Lee sendiri tampaknya sedikit khawatir, namun dia pun berusaha bersikap dengan tenang.
"Bagaimana anda bisa berbicara seperti itu?"
Jeno pun tersenyum mendengarnya. "Surat warisan itu tidak memiliki cap stempel yang sah dari pemilik aslinya. Bahkan tanda tangan dari Tuan Na sendiri sepertinya sudah dibuat dalam bentuk stempel sehingga memudahkan Nyonya Lee untuk mengcopy seperti yang aslinya."
"Baiklah kalau begitu." Ucap Hakim yang kemudian menatap Sangwoo. "Pengacara Sangwoo, apa anda membawa surat warisan yang dimaksud oleh Pengacara Jeno?"
"Iya hakim, saya membawanya." Ucap Sangwoo sembari membuka tas miliknya dan menyerahkan surat waris tersebut sehingga sang Hakim menatapnya dengan teliti. "Seperti yang dikatakan oleh pengacara Lee Jeno, sepertinya ada sedikit kekeliruan dari ucapan yang baru saja dia ucapkan. Bukankah surat warisan itu sangat sulit untuk dipalsukan?"
"Pengacara Sangwoo." Panggil Jeno sehingga Sangwoo pun menatapnya dengan datar. "Bagaimana anda bisa berkata seperti itu. Sepertinya masalah ini sudah sangat umum diketahui oleh semua orang, cap stempel dari yang memberikan ahli waris itu berperan penting dalam membuktikan suatu keaslian dari sebuah surat."
"Maafkan saya Pengacara Jeno, Itu hanyalah identitas yang tidak begitu penting. Semua orang juga bisa melakukannya, apakah tanpa adanya cap stempel dapat membuktikan bahwa Tuan Na tidak mengesahkan surat warisan ini? Saya fikir Anda harus mempertimbangkan ucapan saya kali ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER SUCKS (Nomin) {OnGoing}
Fanfic"Na Jaemin sosok Pria yang unik. Apapun masalah yang menghampirinya dia selesaikan dengan santai. Bahkan pria kuat seperti dia dianggap lemah dan mudah ditindas oleh ibu tiri dan juga saudara tirinya, Baginya, Orang terkuat adalah dia yang berani be...