.
.
."Minumlah sayang." Ucap Nyonya Lee seraya tersenyum ramah.
Jaemin pun langsung saja mendekatkan cangkir tersebut kepada bibirnya. Dia benar-benar membutuhkan sesuatu yang hangat seperti minuman ini. Semakin dekat dan terus saja mendekat hingga pada akhirnya...
"IBU!!!" Teriak Hyunjin dan kemudian...
PRANG!!!
Cangkir tersebut seketika saja jatuh dan kemudian pecah dilantai. Nyonya Lee dan Jaemin sepertinya terlihat kaget saat Hyunjin berteriak memanggil dirinya. Hal tersebut membuat Hyunjin segera menghampiri Nyonya Lee.
"Ibu, kakak sedang memanggil Ibu. Ayo kita temui dia." Ucap Hyunjin sembari menarik paksa tangan Nyonya Lee untuk segera keluar dari kamar Jaemin. Sedangkan Jaemin hanya terdiam dengan wajah bingung menatap kepergian mereka berdua.
"Aish, Sayang sekali. Padahal aku ingin meminumnya." Gumam Jaemin yang kemudian beranjak mencari sesuatu untuk membersihkannya.
***
Di sisi lain, Hyunjin pun terus menarik Nyonya Lee sejauh mungkin dari lokasi tersebut.
"Hyunjin, apa yang kau lakukan? Lepaskan tangan Ibu."
Hyunjin pun menatap sekitarnya untuk memastikan tidak ada orang lain yang mendengar ucapan mereka berdua.
"Apa Ibu sudah kehilangan akal sehat? Bagaimana bisa Ibu ingin meracuni Na Jaemin?" Ucap Hyunjin kemudian.
"Lalu Ibu harus bagaimana, membiarkan dan melihat dirinya mendapat hak waris penuh dari ayahnya begitu? Itu tidak akan pernah terjadi."
Hyunjin pun terlihat mendengus kasar nafasnya. "Ibu, aku juga tidak ingin Jaemin mendapatkan itu. Tapi bukan begini cara menyingkirkannya."
"Lalu Ibu harus bagaimana? Cepat kasih solusi."
"Kenapa kita tidak membuat sifat Jaemin terlihat menyebalkan saja. Dengan begitu ayah pasti akan berfikir dua kali untuk memberikan semua aset kepadanya."
"Itu terlalu kekanak-kanakan. Bagaimana pun juga, Jaemin itu anak kandungnya. Ayahmu tidak akan seperti itu."
"Ibu, apa Ibu tidak takut dipenjara?"
"Takut? Jelas saja Ibu takut. Tapi kita melakukannya harus secara diam-diam."
Hyunjin menggeleng pelan kepalanya seolah menolak saran tersebut. Dia tidak ingin Nyonya Lee melakukan sesuatu yang berdampak sangat besar nantinya. Dan bahkan, sepertinya Hyunjin sudah tidak sejalan lagi dengan fikiran Nyonya Lee.
"Terserah Ibu saja. Aku tidak akan mengikuti jejak Ibu." Balas Hyunjin yang kemudian pergi begitu saja meninggalkannya.
"Heh Hyunjin, dasar anak nakal." Gerutu Nyonya Lee tampak kesal padanya. Entah mengapa dia nekat melakukan ini, akan tetapi dia lebih memilih menghancurkan orang-orang yang menghalangi jalan kesuksesannya daripada hidup dengan kemiskinan. Dan itu dia lakukan juga demi mereka bertiga.
.
.
.Keesokan harinya...
Nyonya Lee pun tampaknya tidak akan menyerah begitu saja. Dia pun berjalan dengan langkah pelan untuk mengintip dibalik pintu kamar Jaemin yang terlihat terbuka sedikit saat ini. Tampaknya Jaemin tengah sibuk memasukkan beberapa buku ke-dalam tas karena dia harus pergi kuliah saat ini. Namun yang membuatnya terfokus adalah, Minuman botol berupa vitamin yang berada diatas meja milik Jaemin.
Kemudian salah satu pelayan pun menghampiri Nyonya Lee dan...
"Nyonya, kau tidak ingin sarapan dulu? Tuan Na dan yang lain sudah menunggu anda." Ucap Pelayan tersebut dari belakang Nyonya Lee sehingga membuatnya kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER SUCKS (Nomin) {OnGoing}
Fiksi Penggemar"Na Jaemin sosok Pria yang unik. Apapun masalah yang menghampirinya dia selesaikan dengan santai. Bahkan pria kuat seperti dia dianggap lemah dan mudah ditindas oleh ibu tiri dan juga saudara tirinya, Baginya, Orang terkuat adalah dia yang berani be...