14. (Keep Trying)

1.9K 133 28
                                    

.
.
.

Jaemin pun terlihat ingin menjauhkan tubuhnya dari Jeno. Namun semakin dia bergerak, maka Jeno semakin menahannya untuk tidak menjauh.

'Sialan, nafasku hampir habis.' Batin Jaemin berkata. Yang terpenting sekarang adalah, dia harus mendorong wajah Jeno terlebih dahulu dan akhirnya...

Seett!!

"Hah, hah, hah. Aku hampir mati kehabisan oksigen." Ucap Jaemin sembari mendorong dahi Jeno dengan tangannya. Jeno pun langsung menjauhkan tangan Jaemin perlahan.

"Jika aku tidak menenangkanmu, kau akan menangis sepanjang jalan."

Mendengar ucapan tersebut membuat Jaemin mendengus kasar nafasnya. Namun sepertinya dia mendengar beberapa orang sedang berbisik-bisik tidak jauh dari posisi mereka.

"Woah, mereka berdua romantis sekali bukan?"

"Pasti Pria berparas Bule itu bucin sekali dengannya."

"Ini benar-benar moment yang langka, aku menyukainya."

"Kyaaa!!!"

Para wanita berpakaian sekolah itu terlihat antusias saat melihat keromantisan antara Jeno dan Jaemin. Jeno pun langsung memegang kedua pundak Jaemin.

Puk!!

"Dengar, aku..."

BUKK!!!

"Aduh!!" Erang Jeno karena Jaemin langsung saja menghajar area selangkangan Jeno. Hal tersebut membuat Jeno meringis namun masih tetap tersenyum walaupun sakitnya luar biasa.

"Ohh, maaf. Apakah kurang sakit? Aku bisa membantumu menderita sekali lagi, mari kita coba kembali."

Jeno pun melambaikan tangannya seolah menolak. "Tidak, ini lebih dari cukup. Terima kasih."

Jaemin pun tersenyum dan kemudian berjalan meninggalkan Jeno seorang diri. Namun Jeno langsung saja mengejarnya dengan langkah tertatih-tatih.

"Jangan ikuti aku."

"Aku akan mengikutimu terus."

"Bajingan." Umpat Jaemin.

"Kaulah bajingan sebenarnya." Jawab Jeno sehingga membuat Jaemin menghentikan langkah dan menatapnya tajam.

"Apa maksudmu?"

"Lihatlah, hidungmu terus mengeluarkan darah."

Jaemin pun langsung menyentuh area hidungnya beberapa kali. Entah bagaimana dia tidak menyadari hal tersebut.

"Em, kau harus pergi berobat." Sambung Jeno.

"Aku tidak akan mati."

"Tapi bagaimana jika kau mati tersambar petir?" Ucap Jeno dan kemudian.

DUARR!!!

"WOAH!!" Kaget Jeno seraya melompat ke tubuh Jaemin sehingga membuat Jaemin terlihat menggendongnya. Jaemin pun tersenyum kecut.

"Bisakah kau turun?"

Jeno pun langsung turun begitu saja dan kemudian Jaemin berniat akan meninggalkan Jeno lagi.

"Ohh, satu hal lagi. Nafasmu bau, alangkah baiknya kau sering-sering berkumur dengan obat kumur." Ucap Jeno yang kemudian melangkah pergi. Jeno pun merasakan aroma nafasnya seketika.

"Hhhaahh!!! Tidak bau kok, dia mungkin saja berbohong. JAEMIN TUNGGU AKU!!" Jeno pun kembali mengejarnya.

.
.
.

BROTHER SUCKS (Nomin) {OnGoing}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang