.
.
.Jeno sangat menikmati ciuman tersebut, tapi entah mengapa bibir Jaemin semakin lama terasa semakin kasar. Tidak, bukan bibirnya. Lebih tepatnya lidah Jaemin sedikit nakal karena dengan mudahnya mempermainkan lidah milik Jeno.
"Asxkdndjakxhdjnzjs." Bahkan suara itu terdengar ditelinganya. Hal tersebut seketika membuat nafsu Jeno mulai bangkit dan sekarang dia sangat panik.
Puk!!! Puk!!!
Jeno pun beberapa kali menepuk pundak Jaemin seolah memberikan isyarat untuk menghentikan ciuman ini. Namun Jaemin tetap semakin memperdalam ciuman tersebut. Yang Jeno takutkan adalah, bagaimana jika ada orang lain yang melihat aksi mereka berdua ini? Terlebih lagi mereka melakukan hal seperti ini ditempat umum.
Jeno pun berusaha melepaskan dirinya dan...
Sett!!!
"Hhh, hhh, hhh... Kau sangat kasar." Ucap Jeno seraya menatap sekitarnya untuk memastikan tidak ada orang lain yang melihat. Hal tersebut membuat Jaemin mendengus kasar nafasnya.
"Kau tidak menyukai sesuatu yang kasar?" Ucap Jaemin sembari menjauhkan dirinya dari Jeno.
"Tidak, bukan seperti itu..."
"Baiklah, aku tidak akan melakukannya lagi."
"Heh, dengarkan aku!" Ucap Jeno sehingga membuat Jaemin menatapnya dengan datar. "Apakah kau memiliki kebiasaan untuk memotong ucapan orang lain?"
"Tidak, terkecuali kau."
"Iya, aku akui kau pandai dalam berciuman, Tapi ini tempat umum. Tidak bisakah kita melakukannya ditempat yang tersembunyi saja?"
"Apa maksudmu?"
"Lihat, kau bahkan bertanya seolah tidak terjadi apa-apa barusan."
Jaemin pun langsung saja menyipitkan kedua matanya. "Lee Jeno, aku lakukan itu atas keinginanmu. Bukan berarti aku mau melakukan hal seperti itu bersamamu."
"Na Jaemin, apa kau fikir jika aku mendekatimu hanya sebatas nafsu belaka?"
"Itu memang benar, Perasaan seseorang sangat langka untuk ditemukan."
Jeno pun langsung saja menggeleng pelan kepalanya seolah tidak setuju dengan pendapat Jaemin. "Kau salah Jaemin." Ucap Jeno yang kemudian menarik tangan Jaemin dan dia letakkan pada dada kirinya.
DEG! DEG! DEG! DEG! DEG!
Jaemin merasakan detakan jantung itu, sangat kuat dan kencang. Bahkan tangannya juga terasa seperti berdetak.
"Kau merasakannya bukan? Apakah detakan seperti ini adalah hal yang wajar, jika kau masih tidak mempercayainya. Kau bisa melihat kedua mataku untuk memastikannya."
"Sudah cukup, sekarang aku percaya." Ucap Jaemin yang kemudian menarik tangan tersebut. "Sebenarnya aku sangat benci mengucapkan ini tapi... Aku sedikit menyukaimu." Jawab Jaemin tampak santai.
Jeno tampak shock mendengarnya. "Katakan sekali lagi."
"Aku menyukaimu Lee Jeno, tapi jangan berharap lebih dariku. Karena aku tidak mungkin memprioritaskan mu."
"Kenapa?"
"Karena sekarang aku lebih mementingkan urusan pribadiku, maaf jika aku menjadikanmu nomor dua."
Walau pun begitu, Jeno tampak bahagia mendengarnya. Dia pun tersenyum sembari menahan malunya saat ini. Bahkan wajah dan telinganya juga terlihat memerah.
"Aku ingin memelukmu..." Ucap Jeno yang bersiap akan memeluk Jaemin. Namun Jaemin menyadari jika ada beberapa orang yang baru saja keluar dari kafe itu hingga pada akhirnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER SUCKS (Nomin) {OnGoing}
Fanfic"Na Jaemin sosok Pria yang unik. Apapun masalah yang menghampirinya dia selesaikan dengan santai. Bahkan pria kuat seperti dia dianggap lemah dan mudah ditindas oleh ibu tiri dan juga saudara tirinya, Baginya, Orang terkuat adalah dia yang berani be...