.
.
.Renjun dan Jeno sedang menunggu Jaemin untuk di make over. Selama beberapa menit tidak ada satu pun ucapan yang keluar dari mulut mereka berdua.
Namun Jeno seperti ingin bertanya sesuatu. "Kau yang memberitahukan Jaemin tentangku, darimana kau mendapat informasi mengenai diriku?"
"Em, Aku hanya menebaknya. Aku bisa melihat aura seseorang hanya dari gaya penampilannya saja. Yah, itu saja."
Jeno pun terlihat mengangguk mengerti. "Terima kasih, kau sudah meminta bantuan kepadaku." Ucap Jeno antara sadar tidak sadar. Hal tersebut sepertinya membuat Renjun merasa bingung. Bagaimana Jeno yang berterima kasih kepadanya, bukankah harusnya dia?
"Tunggu, kau dan Jaemin seharusnya menjadi rival bukan? Karena kau sudah merebut Yura darinya. Apakah kau sengaja berhubungan dengan Yura hanya untuk merebut hati Jaemin?"
Tampaknya Jeno sungguh kaget mendengar pertanyaan tidak masuk akal seperti itu. Dia bahkan baru-baru ini mengenal pria tersebut.
"Dengar yah, aku tidak pernah merebut Yura darinya. Wanita itu sendiri yang mendekat kepadaku."
"Tetap saja, kau sangat bodoh jika harus menjalin hubungan dengannya." Renjun terlihat sengaja membuat Jeno emosi. Namun sepertinya Jeno masih bisa mengontrolnya. "Begini Tuan Eropa, lebih baik kau akhiri saja hubunganmu dengan Yura, biarkan Yura bahagia bersama Jaemin."
"Cukup, lebih baik kau pergi...."
Cklekk!!
Seketika Ucapan Jeno terputus saat pintu kamar sudah terbuka. Terlihat lah Jaemin yang saat ini dipandu keluar bersama beberapa penata rias tersebut. Dan tentu saja, mereka berdua sungguh kaget dengan perubahan yang terjadi kepada Jaemin.
"Bagaimana Tuan Jeno? Kami sudah merubahnya sebaik mungkin, dia benar-benar sangat tampan sekali." Ucap salah satu penata rias. Dan benar saja yang dia ucapkan, Jaemin terlihat seperti manusia yang keluar dari buku komik.
Kali ini Jaemin tidak menggunakan kacamata. Melainkan sebuah Lensa kotak anti minus, dengan jas berwarna abu-abu serta rambut yang diwarna sedemikian rupa.
"Jaemin, kau kah itu?" Ucap Renjun masih tidak menyangka.
"Siapa lagi, di dunia ini hanya ada satu Na Jaemin." Ucap Jaemin kemudian. Tampaknya dia merasa tidak nyaman dengan lensa kotak yang dia gunakan sekarang. "Kedua mataku benar-benar seperti dimasukkan sesuatu didalamnya. Aku tidak terbiasa menggunakan ini, bagaimana bisa mereka semua memaksaku untuk membuka kedua mata. Bahkan ini pertama kalinya aku pakai, rasanya mengganggu sekali." Ucap Jaemin terus berkedip.
Jeno pun melihat jam tangannya. "Sudah saatnya, aku akan mengantar kalian terlebih dahulu, Ayo."
Akhirnya, mereka bertiga pun pergi kekampus dengan segera.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER SUCKS (Nomin) {OnGoing}
Fanfic"Na Jaemin sosok Pria yang unik. Apapun masalah yang menghampirinya dia selesaikan dengan santai. Bahkan pria kuat seperti dia dianggap lemah dan mudah ditindas oleh ibu tiri dan juga saudara tirinya, Baginya, Orang terkuat adalah dia yang berani be...