08. (After That Night)

2.4K 165 5
                                    

.
.
.

Renjun dan Guanlin hanya saling tatap-tatapan tajam. Entah kenapa mereka berdua seperti itu.

"Mau sampai berapa lama kau menahanku disini?" Ucap Renjun yang tampaknya sudah mulai bosan. Namun Guanlin tidak menjawab apapun yang Renjun pertanyakan sekarang.

"Guanlin?" Ucap Hyunjin yang melihat mereka berdua saat ini tidak jauh dari posisi.

"Ahh, pacarmu sudah datang. Kalau begitu aku pergi dulu." Ucap Renjun tersenyum kesal dan kemudian pergi berpas-pasan dengan Hyunjin. Tatapan mereka berdua menunjukkan ketidaksukaan satu sama lain.

Setelah Renjun meninggalkan tempat tersebut, kini hanya tersisa Guanlin dan Hyunjin sekarang.

"Langsung ke intinya saja." Ucap Guanlin tidak ingin basa-basi.

"Mari kita perbaiki pertemanan ini."

Sontak hal tersebut membuat Guanlin tampak kesal mendengarnya.

"Perbaiki? Dengan mudahnya kau berkata seperti itu. Kau sudah merusakku, tidak ada yang bisa diperbaiki lagi."

"Tentu saja bisa, kau dan aku hanya perlu melupakan kejadian pada waktu itu."

"Lee Hyunjin, kau bisa melupakannya. Tapi tidak dengan aku, aku sudah cukup trauma denganmu. Tolong menjauhlah dariku." Jawab Guanlin yang berniat akan meninggalkan Hyunjin. Namun tampaknya Hyunjin langsung saja menahan Guanlin untuk pergi.

"Kau seperti ini apakah karena pria yang bersamamu itu?"

"Cukup!! Jika kau tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, Diamlah."

Sett!!

Guanlin pun terlihat menghempas kasar tangan Hyunjin. Hal tersebut membuat Hyunjin tidak bisa melakukan apa-apa.

Di sisi lain, Renjun terlihat kembali ke-pesta tersebut. Dia mencari Jaemin namun tidak kunjung bertemu. Karena kondisi juga cukup ramai, dia pun terlihat menghampiri meja Bartender tersebut.

"Permisi, apa kau melihat pria yang berada disini?"

"Maksudmu yang mabuk itu?"

Renjun tampak tidak mengerti.

"Mabuk? Siapa yang mabuk, oh iya benar." Ucap Renjun membenarkannya walau pun dia tidak tau apa yang terjadi pada Jaemin setelah Renjun meninggalkannya.

"Seorang pria berparas Bule dan juga wanita cantik sudah membawanya keluar." Jawab Bartender tersebut sehingga membuat Renjun kaget.

"Benarkah? Dimana mereka membawanya?"

"Aku tidak tau."

Renjun terlihat mendengus kasar nafasnya. 'Yah, setidaknya dia aman bersama Jeno dan juga si Ular.' Batin Renjun berkata.

.
.
.

Jeno dan Yura terlihat membawa Jaemin masuk ke dalam mobil miliknya. Lebih tepatnya Jaemin berada dikursi depan, setelah itu mereka berdua tampak mengobrol diluar. Jeno sadar jika saat ini Yura tampak khawatir dengan tubuh Jeno yang hanya dibalut dengan jas milik Jaemin.

"Yura, tidak apa-apa kan jika aku tidak mengantarmu pulang untuk malam ini?" Ucap Jeno merasa tidak nyaman kepada Yura.

"Kenapa begitu, kita bertiga kan bisa pulang bersama-sama. Dan untuk apa kau membiarkan Jaemin dikursi depan?"

Benar juga, akan tetapi Jeno memiliki alasan lain, Dia tidak ingin Jaemin pulang membuat keributan dirumahnya sendiri. Dan yang kedua, pakaian yang digunakan Jaemin harus dia ambil secepatnya karena itu edisi terbatas dan bisa saja tanpa sadar Jaemin juga merobeknya lagi.

BROTHER SUCKS (Nomin) {OnGoing}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang