.
.
.Keesokan harinya...
Renjun dan Jaemin terlihat mengunjungi sebuah mall untuk refreshing, walaupun kondisi ruangan mall terasa cukup hangat, akan tetapi cuaca dingin masih tetap terasa.
Ada begitu banyak aksesoris natal yang terpasang disekitar. Bahkan pohon cemara yang dihiasi beraneka ragam bola lampu yang berkilau. Tidak hanya itu saja, kondisi mall juga terlihat sangat ramai dengan pengunjung yang sedang berlibur.
Bagi Jaemin sendiri, natal dan tahun baru ini sungguh lebih dapat dia nikmati dengan nyaman walaupun sudah melewatkan tahun baru, akan tetapi nuansa Natal masih terasa. Berbeda pada tahun-tahun sebelumnya, yang dimana dirinya hanya berada dirumah dan dipekerjakan sebagai babu rumah tangga untuk melayani tamu Nyonya Lee dan juga teman-teman Hyunjin yang baginya sangat tidak sopan dan menyebalkan sekali. Akan tetapi itu bukanlah hal yang buruk mengingat bahwa dirinya sendiri sudah terbiasa diperlakukan secara tidak adil.
"Apa yang membuatmu tiba-tiba mengajakku berkunjung kemari?" Tanya Renjun seraya menatap sekitarnya.
"Apa kau lupa, kapan terakhir kali kita berdua jalan-jalan seperti ini?"
"Ah, maaf, sebenarnya aku juga merindukan waktu kita berkumpul." Jawab Renjun mengingatnya.
Ddddrrrrrtttt!!!
Ponsel Jaemin pun bergetar menandakan sebuah pesan masuk. Saat Jaemin melihat layar ponselnya, ternyata itu dari Lee Jeno.
"Malam nanti aku akan menjemputmu, tidak ada penolakan." - Jeno.
"Berkencan lagi? Apakah kau tidak bosan melihat wajahku setiap hari?" - Jaemin.
"Tentu saja tidak, justru itu yang aku harapkan." - Jeno.
"Dasar bodoh." - Jaemin.
"Tolong katakan sesuatu yang romantis kepadaku." - Jeno.
Jaemin pun tersenyum simpul membaca isi pesan tersebut dan kemudian kembali membalasnya.
"Seperti apa?" - Jaemin.
"Seperti... Kau merindukanku atau... Peribahasa yang membuatku terharu." - Jeno.
"Hahaha, kau sendiri saja menganggapku seperti lalat yang hinggap dimakanan, bagaimana aku bisa membalas sesuatu yang manis kepadamu?" - Jaemin.
"Sejak kapan aku berkata seperti itu?" - Jeno.
"Tidak ada, tapi suratnya masih aku simpan, bersama kerangka bunga itu. Perlu aku kirimkan buktinya?" - Jaemin.
"Tidak, terima kasih 😖." - Jeno.
Jaemin pun tersenyum menandakan bahwa dirinya berhasil memenangkan perdebatan dengan Jeno. Setelah itu, dia pun menyimpan ponselnya disaku celana seraya menatap Renjun yang saat ini sedang menyipitkan kedua matanya.
"Jangan melihatku seperti itu." Pinta Jaemin.
"Tidak, aku bukan melihatmu."
"Lalu siapa?"
"Pria yang diujung sana." Balas Renjun seraya menunjuk pria yang tidak lain adalah Jungwoo.
Jaemin pun hanya terdiam kebingungan saat Jungwoo menatapnya dengan penuh senyuman. Setelah itu Jungwoo pun tampak melambaikan tangannya dari arah yang tidak begitu jauh.
.
.
.Di sisi lain...
Jeno tampaknya sedang beristirahat setelah melakukan olahraga Gym. Sedari-tadi Jeno tampaknya menunggu balasan dari Jaemin seraya meneguk botol minumannya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER SUCKS (Nomin) {OnGoing}
Fanfiction"Na Jaemin sosok Pria yang unik. Apapun masalah yang menghampirinya dia selesaikan dengan santai. Bahkan pria kuat seperti dia dianggap lemah dan mudah ditindas oleh ibu tiri dan juga saudara tirinya, Baginya, Orang terkuat adalah dia yang berani be...