.
.
.Saat mata kuliah dimulai, Jaemin terlihat berusaha menulis catatan tersebut pada bukunya yang ditulis oleh sang Dosen didepan. Namun sepertinya tangan itu sangat sakit sekali untuk digerakkan. Bahkan tulisan yang biasanya sangat rapi terlihat berantakan sekali.
Jaemin terlihat meletakkan pulpennya itu diatas meja sembari mendengus kasar. Sepertinya dia sudah menyerah untuk mencatat.
"Jaemin, kau kenapa?" Tanya Renjun tidak jauh dari posisinya. Jaemin pun menatap Renjun datar seperti biasanya.
"Aku sedang malas menulis, aku akan menyalin catatanmu saja." Ucap Jaemin yang kemudian terdiam.
"Ahh, baiklah." Jawab Renjun yang kemudian melanjutkan kembali mencatatnya. Jaemin terlihat mengeluarkan ponsel miliknya karena sepertinya dia baru saja mendapatkan sebuah pesan masuk entah dari siapa.
"Heh cupu, Ke-kelasku sekarang. Tidak ada dosen disini, kau belikan aku makanan dikantin." - Bibit Setan.
Jaemin yang membaca isi pesan tersebut hanya bisa mendengus kasar nafasnya.
"Aku sedang ada mata kuliah, kau beli saja sendiri." - Na Jaemin.
"Baik, aku akan melaporkan hal ini pada Ibuku. Bersiaplah kau tidur diluar malam ini." - Bibit Setan.
Na Jaemin, nasibnya benar-benar apes lagi sekarang. Dia pun menatap sekitarnya yang saat ini sedang fokus pada mata kuliah hari ini dan tiba-tiba saja...
"Aduh, Sakit." Erang Jaemin meremas perutnya sehingga beberapa mahasiswa menatap ke-arahnya. Begitu pula dengan sang dosen.
"Na Jaemin ada apa?" Tanya Dosen.
"Pak, bisa tidak saya ke klinik dulu, perut saya sakit." Ucap Jaemin merintih kesakitan.
"Ahh, baiklah. Renjun tolong antar dia ke-klinik."
"Baik, Pak. (Menghampiri sembari merangkul Jaemin) Ayo Jaemin." Ucap Renjun yang membawa Jaemin keluar dari kelas.
Setelah keluar dan menjauh dari lokasi tersebut. Renjun pun terlihat mendorong Jaemin.
Puk!!
"Ahahaha." Jaemin tertawa renyah. Sepertinya Renjun sudah terbiasa dengan kelakuan jail yang sering Jaemin lakukan.
"Kau pasti sedang berbohong kan?"
"Maaf Renjun, aku tidak bermaksud seperti itu." Jawab Jaemin yang masih terkekeh. Renjun hanya bisa mendengus kasar nafasnya seraya menggeleng pelan kepala.
"Siapa yang menyuruhmu keluar, apakah si Hyunjin bedebah itu?"
"Tentu, sekarang dia memintaku untuk membelikan sesuatu dikantin." Jawab Jaemin yang terfokus kepada ponselnya.
"Jaemin, kenapa kau selalu saja menuruti apa yang dia inginkan, kau semakin tertindas. Kau akan dianggap sebagai pria lemah nantinya." Ucap Renjun yang sepertinya sedikit khawatir kepada Jaemin, namun Jaemin terlihat santai menanggapi hal tersebut.
"Dengarkan aku Renjun, Orang yang terkuat adalah dia yang dapat bertahan tanpa melakukan perlawanan apapun. Lagipula ini seperti menyenangkan bagiku untuk melakukannya dan yah, aku dapat melihat sisi manjanya dia, dan dia tidak akan bisa kuat jika tidak ada Ibunya."
Renjun tampak melongo mendengar pernyataan tersebut.
"Semakin hari, aku semakin tidak mengerti dirimu Jaemin. Kau sangat-sangat aneh sekali." Ucap Renjun. Namun hal tersebut membuat Jaemin tampak gemas dan kemudian langsung saja mencekik Renjun dengan bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER SUCKS (Nomin) {OnGoing}
Fanfic"Na Jaemin sosok Pria yang unik. Apapun masalah yang menghampirinya dia selesaikan dengan santai. Bahkan pria kuat seperti dia dianggap lemah dan mudah ditindas oleh ibu tiri dan juga saudara tirinya, Baginya, Orang terkuat adalah dia yang berani be...