.
.
.Setelah berjalan cukup jauh. Jaemin pun baru menyadari jika dia baru saja meninggalkan Halte. Hal tersebut membuatnya langsung saja menepuk jidatnya.
Plak!!!
"Bodohnya, untuk apa aku pergi, Haruskah aku mencari halte lain? Tapi kan Disana ada Yura, Haisshh." Gumam Jaemin yang tampaknya menatap sekitarnya. Tujuan utamanya adalah untuk menunggu bus, tapi karena ponsel milik Yura membuatnya melupakan tujuan awal.
Tin!! Tin!!
Jaemin pun menatap asal mobil yang sepertinya menghampiri dirinya. Namun tatapan mata Jaemin menunjukkan seolah dia benar-benar muak sekali jika harus bertemu dengan Jeno lagi.
"Aku menunggumu cukup lama dikampus, ternyata kau main kabur saja yah?" Ucap Jeno yang masih berada didalam mobilnya.
"Kau siapa, Yura sedang menunggumu dihalte sana. Harusnya kau antar saja kekasihmu itu."
Jeno pun tersenyum mendengarnya.
"Aku akan meminta putus dengannya."
"Bajingan!!"
"Naiklah, aku akan mengantarmu pulang."
Tidak ada gunanya berdebat dengan Jeno. Akhirnya, Jaemin pun memutuskan untuk terus berjalan meninggalkan Jeno sendirian. Hal tersebut sukses membuat Jeno untuk mengejarnya.
"Jaemin, tunggu aku." Panggil Jeno.
.
.
.Di sisi lain, Hyunjin tampak bermain game diponselnya sembari merokok diruang tamu. Tampaknya hari ini dia merasakan kebebasan karena tidak ada Ibunya dirumah, memutuskan absen dari kuliah, Lee Know yang tampak sibuk dengan pekerjaan dan terlebih lagi, Na Jaemin masih belum kembali.
"Hah, aku bosan sekali." Gumam Hyunjin yang kemudian melempar ponselnya ke sembarang arah. Tampak dirinya menatap langit-langit rumah sembari menyeruput rokok miliknya. Walaupun Hyunjin merasa bebas, ini pertama kalinya dia merasa kesepian karena Guanlin sudah menjaga jarak bersamanya. Hal tersebut membuat Hyunjin mengambil kembali ponsel itu dan mengirimkan sebuah pesan kepada Guanlin.
"Hari ulang tahunmu sudah dekat, apakah kau tidak berniat untuk membuat acara di bar seperti waktu itu lagi?" - Hyunjin.
"Tidak, aku membenci itu." - Guanlin.
"Kenapa kau mulai berubah, aku tidak menyukai sifatmu yang seperti ini." - Hyunjin.
"Mudah, blokir saja aku." - Guanlin.
Tampaknya Hyunjin sedang menahan kesal. Ingin sekali dia meremas ponselnya sendiri hingga tidak terbentuk lagi.
"Bajingan kau Lai Guanlin, kalau itu yang kau mau maka baiklah, pertemanan kita selesai." - Hyunjin.
"Ok!!" - Guanlin.
"AAAARRGGGHHH!! MAU BERTEMAN ATAU TIDAK BODOH AMAT, AKU SUDAH TIDAK PERDULI." Teriak Hyunjin tampak melampiaskan emosinya pada ponsel. Saat dia akan kembali menyeruput rokoknya lagi tiba-tiba saja...
"LEE HYUNJIN, SEJAK KAPAN KAU MULAI BERANI MEROKOK HAH?" Teriak Nyonya Lee yang tampaknya baru saja kembali. Dan Hyunjin benar-benar dibuat kaget oleh kedatangan Ibunya tanpa dia ketahui, hal tersebut membuat Hyunjin langsung melempar rokok tersebut ke lantai dan kemudian menginjaknya agar mati.
"I-Ibu aku bisa menjelaskannya."
Nyonya Lee pun langsung saja menghampiri Hyunjin dan kemudian...
Plak! Plak! Plak!
"ANAK KURANG AJAR, IBU TIDAK PERNAH MENGAJARIMU SEPERTI ITU, MEROKOK TIDAK BAIK UNTUK KESEHATANMU." Teriak Nyonya Lee yang terus memukul pundak Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER SUCKS (Nomin) {OnGoing}
Fiksi Penggemar"Na Jaemin sosok Pria yang unik. Apapun masalah yang menghampirinya dia selesaikan dengan santai. Bahkan pria kuat seperti dia dianggap lemah dan mudah ditindas oleh ibu tiri dan juga saudara tirinya, Baginya, Orang terkuat adalah dia yang berani be...