.
.
.Malam harinya...
Mereka semua terlihat berada dirumah Jeno saat ini, mereka ber-empat terlihat menatap surat warisan asli tersebut yang saat itu berada diatas meja ruang tamu, bahkan beberapa dari mereka saling menatap satu sama lain.
"Sekarang bukti surat yang asli sudah berhasil didapatkan, tinggal bagaimana caranya membuat Nyonya Lee mengakui kejahatannya saja." Ucap Jeno yang kemudian tatapannya tertuju kepada Jaemin. "Apa kau menangis sayangku?"
"Tidak-tidak." Balas Jaemin dengan cepat menyangkalnya.
"Aku akan menciummu jika kau menangis."
"Berhentilah menggodaku."
Hal tersebut sukses membuat Guanlin dan Renjun menatap satu sama lain, dan kemudian, mereka berdua pun langsung saja mengalihkan pandangan masing-masing.
Kali ini, Jeno benar-benar telah bekerja sangat keras untuk membantu Jaemin mendapatkan kembali hak warisnya yang telah direbut. Jaemin menyadari hal itu, dalam hati yang dalam, Jaemin benar-benar berterima kasih karena Jeno selalu ada untuknya, namun perasaan tidak nyaman terkadang juga muncul begitu saja. Mengingat Jeno sendiri rela melakukan apapun demi Jaemin tanpa meminta syarat mahal kecuali hatinya. Hatinya semakin terketuk, perasaan cintanya kepada Jeno semakin hari semakin membesar, Dan hal tersebut berakhir dengan senyuman simpul terukir di bibirnya.
.
.
.Setelah melewati begitu banyak perbincangan pada malam itu, kini persidangan kedua yang digelar pagi hari mulai dilakukan sekarang. Cuaca semakin dingin, ada banyak orang yang menggunakan pakaian tebal mereka, dan disinilah persidangan dimulai.
Sedari tadi, Jeno terus saja memperbaiki kacamata miliknya seraya menunggu hasil diskusi yang sedang dilakukan oleh Hakim dan juga wakil lainnya. Sembari berdiri, tatapan Jeno dan Sangwoo saling tertuju satu sama lain, tidak lama setelah itu mereka mengalihkan pandangan.
Suasana semakin menegangkan sekarang, Jaemin terus-terusan memainkan jari-jari tangannya karena merasa gugup duduk sendiri dimeja persidangan, saat itu juga Jaemin menatap Renjun dan Guanlin yang posisinya berada dikursi banyak orang.
"Jaemin, tetaplah bersikap tenang dan semangat." Renjun terlihat menggunakan bahasa isyarat kepada Jaemin sehingga membuatnya mengangguk mengerti.
Di sisi lain, Nyonya Lee terus mendengus kasar nafasnya karena merasa sangat jenuh berada diruangan tersebut, Hyunjin yang berada disampingnya terus saja bertanya kepada Lee Know.
"Apa yang para Hakim itu lakukan kak?" Tanya Hyunjin.
"Aku juga tidak tau." Balas Lee Know.
Setelah berdiskusi cukup lama, para Hakim tersebut tampaknya sudah menyepakatinya dan kemudian...
"Kepada Nyonya Lee, dipersilahkan untuk duduk dimeja persidangan."
Nyonya Lee pun langsung saja berdiri dari posisinya dan berjalan dengan santai menuju tempat yang telah disiapkan. Posisi Jaemin dan Nyonya Lee terlihat berhadapan satu sama lain walau pun jarak diantara mereka cukup jauh saat ini.
"Pertanyaan ini akan saya tujukan kepada Pengacara Sangwoo." Ucap Hakim tersebut. "Apakah anda sungguh yakin jika surat warisan milik Nyonya Lee adalah yang asli?"
"Saya sungguh sangat yakin, bagaimana mungkin dapat dipalsukan jika tandatangannya saja terlihat asli." Ucap Sangwoo dengan percaya diri.
"Pengacara Jeno, anda mengatakan jika anda juga memiliki surat warisan itu bukan, bisakah saya memeriksanya juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER SUCKS (Nomin) {OnGoing}
Fanfiction"Na Jaemin sosok Pria yang unik. Apapun masalah yang menghampirinya dia selesaikan dengan santai. Bahkan pria kuat seperti dia dianggap lemah dan mudah ditindas oleh ibu tiri dan juga saudara tirinya, Baginya, Orang terkuat adalah dia yang berani be...